Menyambut Perubahan Model Pembelajaran di Masa Pandemi
PENULIS - Pipit Pratiwi, S.Pd. SD, guru kelas 1 SDN 3 Kebongembong Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal.--
Hingga saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia maupun di dunia sedang mengalami turbulensi. Tidak terkecuali di bidang pendidikan di Indonesia yang sekarang banyak sekolah yang melangsungkan pembelajaran tatap muka secara langsung dengan berjarak antara anak yang “a” dengan anak “b".
Efeknya banyak yang berubah dengan cepat namun tidak pasti komplek dan bisa saja membingungkan. Sampai di sini bisa kita simpulkan bahwa dunia akan mengalami perubahan terus menerus, begitu pun pendidikan.
Sebelum terjadi pandemi Covid-19, semua anak bisa sekolah dengan bebas dengan artian tidak menjaga jarak satu sama lain, belajar lebih efektif, tanpa menggunakan masker.
Kita ketahui bahwa ada beberapa orang yang tidak nyaman mengunakan masker karena tidak bebas untuk berbicara dan bernafas. Setelah terjadi pandemi Covid-19, anak-anak sekolah mulai dirumahkan, dan pembelajaran pun masih dibingungkan dengan penggunaan metode daring .
Metode daring ini yang sedikit menjadi masalah dalam pembelajaran di sekolah. Banyak hambatan dan rintangan dalam proses pelaksanaanya di antaranya yaitu tidak semua siswa/ siswi memiliki teknologi (HP, Laptop) yang canggih, jaringan atau pun paket data yang memadai, dan itu semua yang dikeluhkan para siswa dan siswi bahkan orang tua mereka.
Pembelajaran daring bagi anak sekolah menimbulkan dilema. Keadaan itu bisa jadi baik dan buruk bagi mereka.
Baik bagi mereka yang mudah melaksanakan pembelajaran daring dan buruk bagi yang kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran daring karena keterbatasan.
Kita semua pasti mengetahui bahkan merasakan sendiri bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran daring sejauh ini. Guru dan siswa menjadi tokoh paling kelimpungan menghadapi cobaan belajar daring. Masalah utama yang dihadapi adalah jaringan internet menjadi keluhan utama.
Angin segar berhembus untuk mengatasi cobaan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Nadiem Makarim membuat keputusan untuk mengizinkan sekolah menggelar kembali sekolah tatap muka di tengah pandemi.
Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan tetap hanya diperbolehkan untuk satuan pendidikan yang telah memenuhi daftar periksa yakni ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan.
Selanjutnya, mampu mengakses fasilitas kesehatan, kesiapan menerapkan masker serta memiliki alat pengukur suhu.
Untuk mendukung pembelajaran Sekolah tatap muka, pemerintah juga terus menggenjot program vaksinasi bagi tenaga pendidik. Guru adalah subjek yang harus mengikuti program vaksinasi dengan tidak pandang bulu baik itu guru Pegawai Negeri Sipil, swasta dan honorer sebagai salah satu syarat melaksanakan pembelajaran tatap muka kembali.
Selain itu, pihak pemerintah dan sekolah sebaiknya mempunyai strategi tatap muka sesuai dengan standar keamanan dan kesehatan dalam rangka adaptasi kebiasaan baru di lingkungan sekolah.
Apalagi di tengah hembusan angin segar tersebut terhampas kabar kurang menyenangkan datang dari India Tsunami Covid-19 Gelombang kedua dihantam kembali di tanah Hindu tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: