Diprediksi Tembus Rp65 Triliun untuk Subsidi Listrik, Dirjen: Meningkat Sedikit

Diprediksi Tembus Rp65 Triliun untuk Subsidi Listrik, Dirjen: Meningkat Sedikit

Terkait listrik, pemerintah telah menetapkan subsidi sebesar Rp63 triliun pada 2022. Ini dengan asumsi ICP 63 Dolar AS per barel dan kurs Rp14.350/Dolar AS.

Subsidi listrik pada 2022 diprediksi tembus di angka Rp65,07 triliun. 

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menyebut, pergerakan harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang masuk dalam salah satu komponen pembentukan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, maka terdapat koreksi tarif listrik yang harus ditanggung negara.

"Kita juga melihat pergerakan ICP, kurs, dan inflasi. Sampai saat ini, Mei lalu diprediksi sepertinya subsidi akan meningkat sedikit menjadi Rp65,07 triliun," kata Rida dalam sebuah diskusi secara virtual pada Jumat (17/6).

Dia memastikan, meski harga ICP terus mengalami kenaikan, pemerintah akan berupaya agar rumah tangga golongan tak mampu tidak terkena dampak. 

Meskipun keuangan negara membengkak dalam menambal kenaikan tarif listrik.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut per April 2022, pihaknya sudah menggelontorkan Rp46,45 triliun untuk subsidi energi. Besarnya subsidi agar harga Pertalite hingga listrik tak naik.

Realisasi tersebut mencakup subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang mencapai Rp34,8 triliun atau sudah mengalami kenaikan hingga 50 persen dibandingkan April 2021 yang hanya mencapai Rp23,2 triliun. 

Selanjutnya, penggelontoran subsidi listrik sebesar Rp 11,6 triliun. Kenaikan harga komoditas berdampak terhadap meningkatnya beban subsidi BBM dan LPG. 

Realisasi BBM dan LPG sampai April 2022 sudah mencapai 44,8 persen dari pagu APBN 2022.

Untuk kompensasi BBM Rp18,1 triliun telah dibayarkan untuk memenuhi kewajiban pemerintah atas penugasan penyediaan pasokan BBM dalam negeri.

Lonjakan penyaluran subsidi, disebabkan adanya kenaikan ICP, percepatan pencairan kurang bayar subsidi energi dan peningkatan volume penyaluran barang bersubsidi.

Sementara itu, realisasi penyaluran subsidi untuk BBM yakni solar dan minyak tanah sebanyak 4,1 juta kiloliter. 

Kemudian Elpiji tiga kilogram sebanyak 1,9 juta kilogram dan 38,4 juta pelanggan listrik bersubsidi, dikutip dari RMOL.id. (ima/rtc)

Sumber: