Jawa Diramal Bakal Diguncang Gempa Mirip di Aceh, Ramalan Indigo Ini Sering Terbukti
Pulau Jawa diramal bakal diguncang gempa yang mirip di Aceh. Ramalan ini disampaikan Tigor Otadan, indigo asal Kediri, Jawa Timur.
Indigo yang ramalannya kerap terbukti ini meminta masyarakat waspada dan berhati-hati dengan fenomena alam yang akan terjadi tahun 2022 ini.
Melalui penerawangan mata batinnya, Tigor Otadan menyebut ada sejumlah titik gempa besar di beberapa negara.
Ia meramalkan bakal terjadi gempa dahsyat yang menelan banyak korban jiwa.
Salah satunya titiknya berada di Indonesia. Tepatnya di sekitar Pulau Jawa.
“Ada titik-titik pusat gempa yang lumayan besar tahun 2022 di beberapa negara. Itu titik-titik yang gempanya lumayan gede ya. Ada juga yang titiknya di Pulau Jawa,” beber Tigor dalam tayangan Makrifat TV di YouTube, dikutip pada Senin (30/5).
Ia memprediksi gempa dahsyat tersebut berkekuatan hingga 8 SR (scala richter). Hampir sama dengan yang terjadi di Aceh.
Di Aceh tahun 2004 silam diguncang dengan gempa tektonik berkekuatan 9,1 skala Ritcher.
Tidak lama setelah itu, tsunami menghempas Banda Aceh. Tercatat tinggi ombak mencapai 20 sampai 30 meter dan kecepatan rambat gelombang tsunami mencapai 800 kilometer per jam.
“Nah, ada satu titik yang mencapai 8 SR. Hampir sama dengan yang terjadi di Aceh tahun 2004. Tapi nggaklah jangan sampai ada tsunami. Dunia sudah seperti ini kondisinya,” kata Tigor Otadan.
Namun, Tigor Otadan tidak mau menyebutkan di mana lokasi yang diramal akan terjadi gempa berkekuatan 8 SR tersebut.
Sebelumnya, Peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan pihaknya telah memprediksi Pulau Jawa berpotensi mengalami tsunami besar, namun kapan waktu terjadinya belum dapat dipastikan.
Berdasarkan pemodelan oleh BMKG, jika ada gempa berkekuatan 8,7 skala richter yang menerjang wilayah Pulau Jawa, maka seluruh selatan Jawa akan terdampak.
Sementara itu, Institut Teknologi Bandung (ITB) juga memprediksi adanya potensi tsunami dengan tinggi 20 meter di pesisir Pulau Jawa dan sekitarnya.
Kepala Laboratorium Geodesi ITB, Heri Andreas, berdasarkan data Global Navigation Satellite System (GNSS), mengatakan tsunami bisa terjadi karena adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda hingga pesisir Pulau Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: