Tahun Kedua, Pemkab Brebes dan Bulog Teken MoU Program Sergap

Tahun Kedua, Pemkab Brebes dan Bulog Teken MoU Program Sergap

Pemkab Brebes bersama Perum Bulog, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) program Serap Gabah Petani (Sergap), di Pendopo Kanjengan Brebes, Kamis (19/5). 

Seperti diketahui, kerja sama ini merupakan tahun yang kedua. Di mana, penandatanganan MoU dilakukan antara Bupati Brebes Idza Priyanti dengan Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita. 

Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, program Sergap Mandiri ini merupakan salah satu upayanya dalam meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan di Kabupaten Brebes. 

Selain itu, program ini merupakan yang pertama dilaksanakan di Jateng. Para Aparatur Sipil Negara (ASN) di jajaran Pemkab Brebes, membeli beras petani lokal, dengan menggandeng Perum Bulog. 

Sehingga, saat musim panen raya, gabah petani lokal di Brebes bisa terserap. 

"Program ini kami laksanakan dengan harapan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani yang ada di Kabupaten Brebes," ujarnya. 

Dijelaskannya, selain meningkatkan ketahanan pangan, program ini juga sebagai upaya memberikan perlindungan petani terkait harga jual gabah. 

Sebab, hasil panen petani lokal itu dibeli dengan harga standar pemerintah. Sehingga, harga di tingkat petani bisa tetap stabil. 

"Dengan program ini kami terus mendorong petani, khususnya petani padi untuk terus meningkatkan hasil tanamnya. Sebab, hasil panen langsung diserap," ucapnya. 

Lebih lanjut, kata dia, di Pemkab Brebes ada 9.000 Aparatur Sipil Negara (ASN). Dari jumlah ini, yang telah melaksanakan program Sergap Mandiri setiap bulannya baru 6.000 orang.

"Artinya, masih ada 3.000 ASN yang belum melaksanakan. Nah, 3.000 ASN ini yang akan kami dorong terus, biar seluruhnya membeli beras petani," tandasnya. 

Bupati mengungkapkan, dari program Sergap Mandiri itu, para ASN di Brebes sudah mampu menyerap 1.000 ton gabah petani per tahun. 

Sementara, produksi gabah di petani Brebes mencapai 6.000 ton per tahun. Sehingga, masih ada 5.000 ton yang harus diserap. 

"Sisa 5.000 ton ini, yang juga kami dorong pemasarannya agar bisa terserap," ungkapnya. 

Sumber: