Ramadhan, Bulan Menggapai Ampunan dan Kebahagiaan

Ramadhan, Bulan Menggapai Ampunan dan Kebahagiaan

Oleh: Basukiyatno *)

Kelamnya Hati

RAMADAN adalah bulan ampunan. Hal ini telah kita pahami bersama. Bahkan orang non muslim pun juga memahaminya.

Persoalannya bagaimana kita semangat berjuang untuk memperoleh ampunan Allah SWT tersebut. Resep untuk meraih ampunan Allah SWT. Mulailah dengan satu pemahaman, bahwa kita ini berlumuran dengan dosa.

Coba sejenak renungkan diri kita masing-masing, siapapun tidak ada yang bersih dari dosa. Bahkan kita dapatkan pemahaman bahwa seluruh unsur diri kita adalah pencetak dosa. Lihatlah mata, telinga, terlebih mulut adalah produktif dalam memciptakan dosa. 

Kemudian kita pahamkan bahaya dari dosa. Bahwa kita mempunyai hati yang fitrah, bersih, dan bening. Namun setiap kita berbuat dosa, terbentuklah noktah, titik hitam di hati kita yang putih bersih tersebut.

Semakin banyak dosa semakin banyak titik bitam, sehingga seluruh hati menjadi hitam kelam, keras, dan membatu. Bahkan Rasulullah Muhammad SAW menyatakan bahwa hati kita lebih keras dari batu.  

Diri kita terhijab, terdinding, terbatasi dari tuhan Allah, karena setiap dosa membentuk dinding pembatas antara hamba dengan Tuhannya. Berlapis-lapis dinding tersebut, sehingga kokoh tebal, menghalangi dirinya dari sinar kehidupan yang sewajarnya.

Dalam kondisi tersebut, seseorang menjadi bisu, buta, dan tuli dari suara kebaikan, panggilan Allah, dan suara kebaikan lainnya. Kondisi yang sangat membahayakan bagi diri dan lingkungannya.

Menggapai Ampunan
Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa setiap kotoran ada pencucinya. Pencuci kotoran hati adalah kalimat zikir, la ila ha illallah, tiada tuhan selain Allah. Nabi juga menyatakan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat terunggul yang dia ucapkan dan juga diucapkan para nabi sebelumnya.

Kalimat yang ringan dalam ucapan, tetapi berat dalam timbangan. Kalimat pembuka pintu surga. Puncak kebahagiaan kita semua. Seseorang sejenak dalam kebahagiaan, sebentar dia tergelincir, demikian berulang-ulang.

Tergelincir dan jatuh lagi. Maka untuk bangunnya hingga dapat tegak berdiri adalah kalimat syahadat. Rasulullah Muhammad SAW perintahkan perbarui keimananmu, keyakinanmu, dengan memperbanyak ucapan kalimat syahadat, la ila ha illallah.

Kalimat yang menafikan, membuang segala keyakinan, pemahaman terhadap segala bentuk kekuatan, penciptaan, kebahagiaan, kemulyaan, segalanya. Tiada-lah mereka semua, kecuali tuhan Allah yang mencipta, memelihara, dan sumber kemuliaan dari segalanya. 

Menikmati Puncak Kebahagiaan

Sumber: