Peternak Itik di Brebes Kesusahan Cari Ketersediaan Pakan

Peternak Itik di Brebes Kesusahan Cari Ketersediaan Pakan

Peternak itik yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) Berhias Limbangan Wetan, Brebes saat ini mengeluh akan ketersediaan bahan pakan ternaknya. 

Pasalnya, ikan kecil dan nasi aking yang biasa untuk pakan ternak itik susah didapatkan. Bahkan mereka harus membelinya hingga ke luar daerah. 

Salah satu peternak itik, Anton (29), mengaku saat ini dirinya kesusahan dalam mencari bahan pakan itik miliknya. Bahkan, dirinya harus mencari bahan pakan hingga ke luar daerah seperti Kota Tegal bahkan ke Kabupaten Pemalang. 

"Soalnya kalo di sini susah carinya, nggak menentu. Kalaupun ada juga rata-rata harganya juga pasti mahal," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (2/3). 

Dijelaskannya, susahnya mencari bahan pakan ikan kecil lantaran banyaknya kapal nelayan yang tidak melaut. 

Akibatnya banyak dari anggota KTTI yang mengurangi jumlah ternaknya, hal itu juga berpengaruh pada jumlah produksi telur. 

"Kalau normal itu bisa sampai 600 itik dengan produksi telur mencapai 270 perhari. Sementara kalo sekarang hanya 300 itik dengan produksi 130 butir telur setiap hari. Dan itu hanya cukup untuk beli pakan saja yang penting tetap beternak," jelasnya. 

Ditambahkannya, cuaca yang masih buruk menjadi salah satu kendala berkurangnya itik berproduksi telur. Akhirnya peternak mengambil jalan dengan afkir bebek yang sudah tidak produksi lagi. 

"Saat ini banyak peternak yang terpaksa mengosongkan kandangnya, kalaupun yang masih beternak seperti saya karena memang terpaksa. Mau tidak mau tetap ditekuni karena tidak ada pekerjaan lain. Jumlah itik di setiap kandang juga saat ini pasti dikurangi tidak seperti biasanya," ucapnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) drh Ismu Subroto melalu Sekretaris Dinas Sodikin mengatakan, pihaknya sudah memahami kondisi yang dialami para peternak itik yang ada di Brebes. 

Jika cuaca ekstrem, hal seperti yang dikeluhkan para peternak pasti terjadi. 

"Maka solusinya adalah membuat substitusi, peternak harus mencari solusi dengan pakan yang nutrisi dan vitaminnya bisa mencukupi tapi dengan harga murah. Misalnya bisa dengan ketela atau pakan lainnya," ujarnya. 

Dalam waktu dekat, DPKH, lanjut Sodikin, akan memberikan pendampingan kepada para peternak itik untuk memberikan solusi terkait kelangkaan pangan itik tersebut. 

"Dengan memberikan pemahaman kepada para peternak itik. Harapannya mereka tidak lagi ketergantungan pada ikan dan nasi aking. Sehingga biaya pakan diganti namun peternak masih bisa menjangkau," pungkasnya. (ded/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: