Cegah Omicron, PPKM Jawa-bali Diperpanjang sampai 31 Januari Mendatang

Cegah Omicron, PPKM Jawa-bali Diperpanjang sampai 31 Januari Mendatang

Upaya pengendalian pandemi Covid-19 terus dilakukan Pemerintah. Salah satunya dengan melanjutkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 31 Januari mendatang.

Pada periode yang akan dievaluasi pada 31 Januari 2022 ini, wilayah aglomerasi Jabodetabek menerapkan PPKM Level 2. Penegasan itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

"Pemerintah secara konsisten memperlakukan DKI (Jakarta) sebagai salah satu kesatuan aglomerasi Jabodetabek. Secara aglomerasi Jabodetabek saat ini masih pada Level 2,” ujar Luhut usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi PPKM yang dipimpin oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Senin (24/1), secara virtual.

Terkait perkembangan Covid-19, Menko Marves mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan kasus konfirmasi harian Omicron dalam tujuh hari terakhir di wilayah Jawa-Bali, utamanya aglomerasi Jabodetabek.

Berdasarkan data yang kami himpun kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik. Kenaikan di Jawa-Bali kami identifikasi masih bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek,” ujarnya.

Luhut menambahkan, saat ini kasus konfirmasi Omicron sudah didominasi oleh transmisi lokal bukan lagi imported case.

“Kasus yang disebabkan oleh para Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional. Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya,” ujarnya.

Seiring dengan meningkatnya penyebaran Omicron, tren positivity rate juga menunjukkan peningkatan, terutama yang dikonfirmasi melalui tes PCR.

“Pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate. Meskipun secara keseluruhan PCR dan antigen positivity rate kita masih di bawah 5 persen tetapi positivity rate PCR terus meningkat dan sudah mencapai hampir 9 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut Luhut mengungkapkan, sejak varian Omicron pertama kali terdeteksi di Indonesia hingga saat ini belum terlihat kenaikan kasus yang cukup eksponensial.

Kasus kematian harian di seluruh Jawa-Bali selama 14 hari terakhir masih berada pada tingkat yang rendah. Sedangkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) pun masih relatif rendah jika dibandingkan dengan saat merebaknya varian Delta.

“Saat ini juga posisi bed occupancy rate (BOR) di Jawa Bali juga lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen,” ujarnya.

Untuk angka reproduksi efektif (Rt), di Jawa-Bali juga mulai terlihat adanya peningkatan.

“Pemerintah tetap mewaspadai terutama melihat angka reproduksi efektif (Rt) mulai mengalami peningkatan. Saat ini angka Rt di Jawa sudah mencapai 1 dan di Bali sudah lebih dari 1,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: