Jembatan Putus, Warga Desa Waru di Brebes bangun Jembatan Darurat dari Bambu

Jembatan Putus, Warga Desa Waru di Brebes bangun Jembatan Darurat dari Bambu

Jembatan Kali Cikadongdong di Desa Waru Kecamatan Bantarkawung adalah akses penting yang merupakan urat nadi aktivitas warga. Jembatan itu berfungsi sebagai penghubung Dukuh Cikuruyuk menuju ke luar wilayah.

Jembatan putus setelah arus sungai menggerus salah satu pondasi penyangga utamanya, Selasa (18/1). Menyikapi hal tersebut, Pemdes Waru bersama sejumlah warga dibantu BPBD Brebes dan relawan berupaya membuka ketersioliran dengan mambangun jembatan darurat berbahan bambu.

"Sejak diketahui putus, warga langsung melakukan upaya penanganan, melakukan gotongroyong untuk membangun jembatan darurat," ungkap Plh Kades Waru Tasam, Rabu (19/1).

Sebelumnya jembatan Cikadondong, panjang 13 meter dan lebar 2,5 meter tersebut merupakan penghubung antara Dukuh Ciruyuk yang di huni 86 Kepala Keluarga (KK) menuju luar wilayah berbatasan dengan Dukuh Kutalarang.

"Karena itu keberadaannya sangat diperlukan oleh masyarakat, baik sebagai sarana distribusi pertanian, maupun pendidikan," imbuhnya.

Dikatakan, bersama warga dan unsur kebencanaan diantaranya Satgas PB BPBD, Bagana, Tagana dan relawan lainya membangun jembatan berbahan bambu yang berada di sekitar jembatan lama yang ambruk.

"Tujuan utama adalah dapat secepatnya melepas keterisoliran warga, sehingga warga dapat kembali mengakses luar wilayah," jelasnya.

Putusnya jembatan telah disampaikan sebagai laporan kepada Pemerintah Kabupaten melalui Pemerintah Kecamatan Bantarkawung. Camat Slemat Budi Raharjo, membenarkan putusnya jembatan tersebut sebagai salah satu dampak dari terjadinya bencana alama di wilayah Kecamatan Bantarkawung.

"Laporan sudah kami terima, dilanjutkan ke tingkat Kabupaten. Kami juga berharap agar aktifitas masyarkat disana bisa secepatnya pulih melalui pembangunan jembatan darurat ini," katanya.

Kecamatan Bantarkawung sendiri lanjut dia, terdapat sejumlah wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Baik berupa longsor, tanah bergerak maupun banjir bandang. Hal ini dikarenan mayoritas wilayahnya yang berada di sekitar pegunungan.

"Dengan masih berlangsungnya musim hujan saat ini, kami terus meningkatkan koordinasi dengan masing-masing pemerintahan desa untuk memantau setiap kondisi yang terjadi," pungkasnya. (pri/zul)

Sumber: