Google Mobility Rekam Mobilitas Masyarakat Antara Juli-Desember Meningkat
Indonesia dikejutkan dengan terdeteksinya kasus Omicron menjelang periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Kebijakan pengetatan orang masuk ke Indonesia dari luar negeri telah dibuat berlapis untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga.
"Namun ini semua tidak dapat berjalan maksimal jika tidak didukung oleh seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah," tegas Juru Bicara Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis (16/12).
Dia menyinggung soal mobilitas masyarakat. Menurutnya hal ini penting guna mencegah penularan kasus yang tinggi saat periode Nataru, karena sejak Juli 2021 mobilitas masyarakat di Indonesia terus meningkat.
"Dari data Google Mobility, sejak Juli 2021 hingga Desember, mobilitas penduduk konsisten mengalami peningkatan," ucapnya.
Peningkatan tertinggi terdapat pada perjalanan menuju lokasi transit. Seperti terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan. Dari temuan itu menunjukkan perjalanan menuju luar kota atau luar negeri juga mengalami peningkatan.
"Selain itu, perjalanan menuju pusat belanja, retail dan rekreasi, taman, atau ruang terbuka publik dan perkantoran juga mengalami peningkatan. Ini yang harus kita waspadai. Tetap patuh dan laksanakan protokol kesehatan secara ketat," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengklaim angka pengangguran di Tanah Air turun 6,19 persen dari tahun sebelumnya 7,07 persen pada Agustus 2020.
"Setelah peningkatan 7,07 persen untuk tingkat pengangguran pada Agustus 2020 lalu, angka pengangguran sekarang menurun menjadi 6,19 persen," kata Sri dalam Indonesia Economic Prospect Launch, Kamis (16/12).
Selain turunnya angka pengangguran, Sri juga mengklaim pemerintah berhasil menciptakan 2,1 juta pekerjaan baru di pasar tenaga kerja.
"Pemerintah tidak hanya ingin memulihkan pertumbuhan ekonomi saja, melainkan juga ingin meningkatkan jumlah lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan," imbuhnya.
Sri mengaku yakin, pada tahun depan perekonomian Indonesia akan kembali pulih. Ia pun berharap pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan kembali di atas 5 persen.
"Dengan desain kebijakan yang telah dibentuk pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi dari pandemi, kita akan terus pulih sepanjang 2022 mudah-mudahan di atas 5 persen," ujarnya.
Sri mengungkapkan, pemerintah akan menggelontorkan 5,2 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk merangsang pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
"Kebijakan fiskal masih sangat menjadi hal yang penting untuk dilakukan di tengah pandemi," pungkasnya. (der/rh/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: