Varian Omicron Sudah Jangkiti 57 Negara, Indonesia Harus Hati-hati

Varian Omicron Sudah Jangkiti 57 Negara, Indonesia Harus Hati-hati

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan varian Omicron telah ditemukan di lebih dari 50 negara. Epidemiologi global SARS-CoV-2 saat ini ditandai dengan dominasi varian Delta, menurun tren proporsi Alpha, Beta, Gamma, dan munculnya Omicron yang ditunjuk sebagai variant of concern (VOC).

“Saat ini, kasus Omicron telah dilaporkan di 57 negara di seluruh dunia,” kata WHO, Kamis (9/12).

Sebagian besar kasus yang diidentifikasi di negara-negara ini terkait dengan perjalanan. Kasus ini mungkin berubah karena semakin banyak informasi yang tersedia.

Ada 899.935 sekuens yang diunggah ke GISAID dengan spesimen yang terkumpul dalam 60 hari terakhir.

Sebanyak 897.886 (99,8 persen) adalah Delta, 713 (0,1 persen) Omicron, 286 (<0,1 persen) Gamma, 154 (<0,1 persen) Alpha, 64 (<0,1 persen) Beta, dan <0,1 persen terdiri dari varian sirkulasi lainnya, termasuk Mu dan Lambda.

Variasi sub-regional dan tingkat negara terus diamati, terutama pada beberapa negara di Amerika Selatan, dimana perkembangan varian Delta lebih bertahap, dan varian lainnya, seperti Gamma, Lambda, serta Mu masih yang paling banyak dilaporkan.

Distribusi VOC global harus ditafsirkan dengan mempertimbangkan batasan pengawasan. Ini termasuk perbedaan dalam kapasitas pengurutan dan strategi pengambilan sampel antarnegara, serta keterlambatan pelaporan.

Pandemi COVID-19 membuat negara maju dan negara berkembang berlomba-lomba untuk meraih akses vaksin COVID-19. Produksi vaksin COVID-19 secara global sebenarnya bisa untuk memvaksinasi 80 persen penduduk dunia. Namun, ternyata distribusinya belum merata. Terutama untuk negara miskin dan berkembang.

“Sifat pandemi sebenarnya menciptakan perlombaan. Jadi memiliki akses vaksin terutama untuk negara-negara kurang berkembang akan menjadi sangat sulit,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting di Nusa Dua, Bali, Kamis (9/12).

Vaksinasi COVID-19 di beberapa negara berkembang, lanjutnya, masih tertinggal. Vaksinasi di negara maju realisasinya rata-rata mencapai 80 persen dari jumlah penduduk. (der/zul)

Sumber: