Instagamable Banget, Alun-alun Tegal Dilengkapi Dry Fountain Alias Air Mancur Tanpa Kolam

Instagamable Banget, Alun-alun Tegal Dilengkapi Dry Fountain Alias Air Mancur Tanpa Kolam

Alun-alun Tegal yang sudah rampung direvitalisasi mulai bisa dinikmati warga Kota Tegal sebagai Taman Bunga yang instragamable. Alun-alun yang berada persis di depan Balai Kota Tegal dan Masjid Agung itu kini dilengkapi dry fountain yang dikelilingi rumput sintetis.

Dry fountain adalah air mancur yang ketika beroperasi lazimnya seperti air mancur biasa, tetapi jika tidak sedang beroperasi hanya seperti lapangan tanpa air. Dry fountain juga biasa disebut sebagai air mancur tanpa kolam.

“Sehingga, secara terbatas dapat digunakan untuk eksisting Masjid Agung Tegal, dan masih bisa untuk salat di hari raya,” jelas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota Tegal, Eko Setyawan, kemarin. 

Untuk menikmati dry fountain, papar eko, dua flyng deck disediakan di sebelah utara dan selatan lapangan Alun-alun. Di sekelilingnya, dipasangi sejumlah aneka lampu hias warna-warni.

Eko menjelaskan revitalisasi Taman Pancasila, Jalan Pancasila, dan Alun-alun Tegal merupakan satu kesatuan upaya penataan wajah kota yang dilakukan Pemkot Tegal. 

Menurut Eko, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono bertekad mengembangkan pintu gerbang kota, yaitu stasiun, pelabuhan, dan terminal. “Pak Wali bermaksud mengembangkan pintu gerbang kota. Masyarakat diharapkan mempunyai rasa memiliki, jangan melakukan vandalisme. Sekarang, belum dibuka secara utuh karena pandemi,” ucap Eko.

Senada Kepala Disperkim Kota Tegal Eko Setyawan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Sugiyanto mengungkapkan dari sepanjang Jalan Pancasila ke Jalan Ahmad Yani merupakan satu kesatuan penataan wajah kota.

Di Jalan Pancasila, akan disediakan tempat parkir, salah satunya di sekitar Menara Waterleideng PDAM Kota Tegal. Untuk pedagang kaki lima, diupayakan aset CMJT di sebelah timur Balai Kota Tegal.

Selain itu, di Jalan Kolonel Sudiarto yang tidak jauh dari Jalan Pancasila dan stasiun, terdapat tanah milik Eks Bina Marga Provinsi Jawa Tengah yang direncanakan untuk Sub Terminal Tipe C, parkir, dan pedagang kaki lima yang tidak tertampung. 

Telepas dari pro kontra yang melingkupi prosesnya, upaya penataan wajah kota diharapkan menghasilkan destinasi wisata baru di dalam kota. Sehingga, menjadi daya tarik agar orang berbondong-bondong ke Kota Tegal.

“Semakin banyak orang yang datang, maka ada multiplier effect. Impactnya, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Sugiyanto. (nam/zul)

Sumber: