Unik, Dedy Yon Ikuti Kongres JKPI dengan Memakai Baju Adat

Unik, Dedy Yon Ikuti Kongres JKPI dengan Memakai Baju Adat

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengikuti Kongres Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), Jum'at, (3/12) di Puri Begawan Jalan Baranangsiang, Kota Bogor. 

Dalam kegiatan yang dibuka Stafsus Kepala Bappenas Bidang Pendidikan, Agama, Kebudayaan dan Diplomasi Luar Negeri Husnan Bey, orang nomor satu di Kota Bahari ini mengenakan baju adat. 

Dalam Orasi Kebudayaan sekaligus 
membuka Kongres JKPI, Husnan meminta kepada seluruh anggota untuk menyukseskan kongres demi kemajuan Bangsa Indonesia. Sebab, kegiatan itu juga dalam rangka membangun karakter bangsa. 

"Mari kita sukseskan kongres JKPI ini, kita semua berdiri sama tinggi duduk sama rendah di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Bappenas membangun kerja sama untuk terus meningkatkan karya-karya jenius pembangunan di seluruh tanah air," katanya. 

Ketua Presidium Alfredi yang juga merupakan bupati Siak menyampaikan, awal sejarah JKPI dimulai pada 25 Oktober 2008 lalu di Kota Solo yang menjadi saksi lahirnya. 

Sejarah kelahiran itu, terkait erat dengan penyelenggaraan Konferensi dan Pameran Organisasi Kota Pusaka Eropa-Asia yang pada saat itu diselenggarakan di Kota Surakarta. 

"Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu bersama 12 wali kota (Solo, Sawahlunto, Banda Aceh, Ternate, Pangkal Pinang, Yogyakarta, Ambon, Salatiga, Bogor, Jakarta Utara, Bengkulu dan Baubau) membuat sejarah baru tentang pelestarian pusaka dengan mendirikan JKPI," ucap Alfredi. 

Alfredi juga menuturkan, pada awal kelahirannya, hanya beranggotakan  12 kota se-Indonesia. JKPI merupakan suatu organisasi di antara pemerintah kota dan atau pemerintah kabupaten yang mempunyai keanekaragaman pusaka alam dan atau pusaka budaya (tangible dan intangible). 

"Yang bertujuan untuk bersama-sama melestarikan pusaka alam dan pusaka budaya sebagai modal dasar untuk membangun ke masa depan," jelasnya. 

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan, memperjuangkan Kota Pusaka sama dengan mempertahankan nilai luhur bangsa dan kebhinekaan. Kota Pusaka adalah yang penuh dengan simbol-simbol yang luhur dan mulia. 

"Artinya memperjuangkan Kota Pusaka adalah memperjuangkan berlangsungnya nilai-nilai luhur dan mulia, nilai-nilai luhur yang tersebar di seluruh penjuru nusantara yang ada di berbagai kota di Indonesia," tandasnya. (muj/ima)

Sumber: