Polisi Papua Ditembaki KKB, HNW Singgung Densus 88
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan insiden kontak senjata antara Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Polsek Sugapa, Intan Jaya, Papua baru-baru ini.
Hal itu seharusnya bisa dihindari jika tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror bergerak cepat dan melakukan tindakan.
"Seandainya Densus 88 bergerak di Papua, peristiwa penembakan KKB kemarin bisa dihindari dan tidak terjadi. Densus 88 bisa melakukan cegah tangkal, menangkap sebagaimana yang mereka lakukan terhadap tiga terduga (ulama) kemarin itu,” ucap Hidayat dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/11).
HNW mengatakan, KKB di Papua sudah lama bermukim dan melakukan aksi terornya kepada warga sipil dan aparatur penegak hukum. Kekerasan mereka sudah terbukti dengan rentetan penembakan kepada aparat hukum, baik kepolisian maupun militer.
"Mereka menembaki polisi sampai meninggal. Itu yang sebenarnya (disebut) teroris. Jelas KKB itu organisasi teroris di Papua, apa alasan Densus 88 tidak turun? Mereka telah meneror kepolisian dan TNI,” kritiknya.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS ini menyayangkan ketidakhadiran Densus 88 Antiteror di Papua dan terkesan sibuk menangkap tiga ulama yang belum terbukti melakukan aksi teror.
"Aneh saja, coba Densus 88 sejak dulu turun ke Papua. KKB adalah kelompok teroris dan korbannya bukan hanya masyarakat sipil, tapi TNI, Polri, Brimob, ada sekolah, puskesmas. Ke mana Densus 88, masa mereka tega membiarkan sahabat (aparat) di garda terdepan meninggal," lanjutnya.
Oleh karenanya, ia mendesak agar Densus 88 Antiteror segera turun ke Papua dan memberantas kelompok KKB yang sudah dilabeli teroris.
"Kalau tidak turun maka akan membenarkan kecurigaan publik, (bahwa) Densus 88 menyasar kelompok umat Islam," tandasnya. (rmol.id/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: