Pulang Kampung, Lulusan Universitas Inggris Bangun Drone Pertanian

Pulang Kampung, Lulusan Universitas Inggris Bangun Drone Pertanian

Dua anak muda asal Solo dan Jogjakarta berhasil membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tersenyum bangga saat datang ke rumah dinasnya, Rabu (27/10). 

Bagaimana tidak, dua anak muda bernama Anindita Pradana Suteja dan Albertus Gian itu merupakan lulusan University of Mancherster, Inggris. 

Mereka yang sukses mengenyam pendidikan di luar negeri, menyatakan siap kembali ke Indonesia untuk mengaplikasikan ilmunya pada masyarakat.

Membentuk sebuah perusahaan bernama PT Beehive Drones, Anindita, Gian dan salah satu rekannya, Ishak Hilton membuat drone yang bisa membantu dalam berbagai kehidupan. 

Drone yang diciptakan mereka, bisa digunakan untuk membantu petani melakukan pemupukan atau penyemprotan.

Tidak hanya itu, mereka juga mengembangkan drone untuk pengangkutan logistik yang telah diujicobakan untuk mengantar vaksin di Sumenep Jawa Timur. Mereka juga telah membuat drone untuk pemantauan wilayah, pemantauan daerah perbatasan, serta sebagai sumber pendataan.

Ganjar yang tertarik dengan kisah Anindita dan Gian langsung semangat. Awalnya hanya ngobrol biasa, Ganjar kemudian mengajak keduanya untuk podcast. Hampir satu jam, Ganjar ngobrol dengan Anindita dan Gian terkait perkembangan teknologi itu.

"Ini janji kami, Pak, kita ini kan sekolah dibiayai negara. Kami penerima beasiswa LPDP. Kami sudah janji, selesai kuliah kami akan kembali ke Indonesia untuk mengamalkan ilmu di sini," kata Anindita.

Gian menambahkan, awalnya mereka bertemu saat sedang belajar di Manchester. Mereka bertiga sudah bersama sejak lama dalam menekuni teknologi drone ini. Bahkan, mereka telah menjuarai berbagai perlombaan teknologi tingkat internasional.

"Lalu setelah pulang ke Indonesia, kami berpikir bagaimana mengembangkan teknologi ini. Kami kemudian menetapkan pilihan membuat drone untuk suport bidang pertanian dan kehutanan. Tahun 2018, kami kemudian membuat perusahaan Beehive Drones ini," ucap Gian.

Beehive Drones kemudian menciptakan drone yang membantu sektor pertanian. Drone pertama digunakan untuk project pemupukan dan penyemprotan. Mereka menyewakan drone untuk penyemprotan dan pemupukan petani dengan tarif yang sangat murah, yakni Rp40 ribu untuk satu petak sawah.

"Ini sangat efisien, karena dalam sehari drone kami bisa menyemprot atau memupuk 100 hektare lahan. Selain lebih cepat, ini juga aman karena petani tidak langsung bersentuhan dengan pestisida yang tentunya bisa membahayakan mereka," jelas Anindita.

Saat ini pihaknya sudah membantu banyak petani dalam hal pemanfaatan teknologi drone itu. Per tiga bulan ini saja, sudah ada 300 hektare lahan pertanian di Jateng yang sudah memanfaatkan teknologi drone tersebut.

Mendengar jawaban itu, Ganjar kemudian tertarik agar anak-anak itu mengembangkan teknologi jauh lebih maju. Ia bermimpi, drone yang diciptakan bisa memetakan data pertanian, seperti berapa luas lahan, prediksi panen, siapa tanam apa, di mana dan lainnya.

Sumber: