Rumah Hampir Roboh di Perkotaan Brebes, Ini Penjelasan Dinperwaskim
Sebuah rumah yang nyaris roboh terdapat di wilayah perkotaan, tepatnya di Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes.
Mendapat laporan terkait Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tersebut, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperwaskim) Kabupaten Brebes langsung meninjau lokasi, Rabu (6/10).
Kepala Bidang Perumahan Dinperwaskim Brebes Muhamad Taulani usai meninjau RTLH tersebut mengungkapkan, setelah dilakukan verifikasi bersama disaksikan pemilik rumah dan kelurahan, diketahui rumah tersebut merupakan rumah waris.
Dalam aturan RTLH, yang mendapat bantuan tanah itu harus tanah hak milik dan memiliki dokumen kependudukan.
"Nah, kesulitannya di situ. Tapi, kita sudah mengupayakan koordinasi dengan ketua RT dan RW untuk nanti dibuatkan surat ahli waris ke kelurahan, sehingga nanti ada persetujuan," ujarnya.
Secara kondisi di lapangan, kata dia, kondisi rumah tersebut layak dibantu. Hal ini dikarenakan rumah tersebut tidak terstruktur, bahkan sebagian bangunan di belakang rumah sudah mulai roboh.
"Jika tidak segera ditangani memang membahayakan penghuni rumah tersebut. Jadi nanti akan kita upayakan," jelasnya.
Jika administrasi sudah ada, lanjutnya, pemerintah akan memberikan bantuan material bangunannya. Namun, dirinya juga meminta kepada masyarakat setempat untuk ikut swadaya dalam membantu merenovasi RTLH tersebut.
"Tadi sudah kita sampaikan ke ketua RT dan warga setempat terkait swadaya, dan masyarakat setempat juga mengungkapkan kesediaannya (melakukan swadaya)," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, RTLH yang berada di RT 05 RW 10 Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes itu dihuni dua Kepala Keluarga (KK). Rumah yang nyaris roboh itu dihuni oleh lima orang.
Pemilik rumah, Sartini Handayani (39) menuturkan, rumah yang ditinggali bersama sang suami dan kedua anaknya tersebut merupakan rumah peninggalan orang tuanya. Selain bersama keluarganya, rumah tersebut juga dihuni oleh kakak kandungnya yang belum menikah.
Diungkapkannya, dirinya tinggal di rumah tersebut sejak bersama orang tuanya. Namun, sejak tiga bulan terakhir, kondisi rumahnya sangat memprihatinkan. Bahkan, sebagian bangunan rumah yang ada di bagian belakang hampir rata dengan tanah.
"Sebelum Covid-19 sudah rusak. Namun, karena terkena hujan dan angin (tiga bulan terakhir) bangunan bagian belakang rumah nyaris roboh," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/10).
Ditambahkannya, dengan kondisi rumah yang nyaris roboh tersebut dirinya khawatir dengan kondisi keluarganya. Apalagi, saat turun hujan dan angin kencang, dirinya sampai tidak bisa tidur, karena takut rumahnya roboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: