Manfaatkan Saluran Sekunder, Karang Taruna Panen Ikan Nila

Manfaatkan Saluran Sekunder, Karang Taruna Panen Ikan Nila

Karang Taruna Desa Kaligayam Kecamatan Talang panen perdana ikan nila. Memanfaatkan saluran sekunder limpasan sungai Kaligung sebagai tempat budidaya ikan, kelompok ini berhasil memanen 300 kilogram ikan nila. 

Sekda Tegal Widodo Joko Mulyono mengatakan, dirinya 
mendukung kegiatan ekonomi produktif pemuda Karang Taruna yang mampu menangkap peluang usaha di tengah keterbatasan sumber daya. Memanfaatkan kesempatan mengabdi di wadah pengembangan mental generasi muda ini dalam membentuk karakter dan jati diri. 

"Selama kurun waktu lima tahun pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tegal 2019-2024, pihaknya terus mendorong tumbuhnya kemandirian di kalangan generasi muda," katanya.

Mulai dari mencetak wirausaha pemuda pemula, tambah Widodo, sampai pembinaan organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna hingga penyiapan pelaku UMKM millenial untuk memasuki pasar digital melalui program UMKM Go Digital. 

Pemkab Tegal juga menyiapkan Trasa Co-working Space sebagai ruang kerja bersama untuk anak-anak muda yang akan mengembangkan bisnisnya, membangun jejaring hingga merumuskan ide atau karya kreatifnya di era ekonomi digital ini. 

"Pirantinya sudah kami siapkan, tinggal pelaksanaannya nanti bagaimana. Mudah-mudahan akan sukses," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Tegal Edi Sulistiyanto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya program kerja Karang Taruna sehingga membuahkan hasil yang bermanfaat untuk pembinaan kepemudaan. 

Kegiatan budidaya ikan dengan memanfaatkan saluran sekunder ini bisa terus berkelanjutan sehingga layak menjadi contoh bagi komunitas pemuda dan juga Karang Taruna dari desa dalam memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.

Ide budidaya ikan ini simpel. Bermula dari keprihatinan melihat kondisi saluran air yang kurang terurus, kotor dan tampak kumuh. Akhirnya dibantu untuk bersihkan, ditata dan benahi, maka jadilah tempat yang cukup sedap dipandang mata.

"Mudah-mudah bisa terus menatanya sehingga peluang untuk menjadikannya tempat wisata semakin terbuka," ujarnya.

Pembudidayaan ikan di saluran tersier ini sempat mengalami kendala perizinan di Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pemali Comal. 

Namun setelah melalui serangkaian pemaparan dan peninjauan lapangan, budidaya ikan berskala kecil ini dinilai tidak mengganggu atau mengurangi debit aliran sungai. 

Hasil panen ikan nila tersebut banyak dibeli warga sekitar dan juga diborong sejumlah pejabat dengan harga Rp25 ribu per kilogramnya. Hanya sebagian kecil saja yang dikonsumsi anggota Karang Taruna setempat. Adapun hasil penjualannya digunakan untuk mengembalikan modal dan menutup ongkos produksi. (guh/ima)

Sumber: