Hati-hati, Empat Anak Buah Ali Kalora yang Sedang Diburu Polisi Bawa Bom dan Senjata Api
Empat terduga teroris anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tersisa dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) memiliki bom dan senjata api. Karenanya, masyarakat dan aparat keamanan harus waspada serta berhati-hati.
Tim Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus memburu empat orang sisa anggota keompok MIT Poso itu. Hal itu diungkapkan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Irjen Pol Rudy Sufahriady, Jumat (24/9).
"Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata," katanya dalam keterangannya, Jumat (24/9).
Yang perlu diwaspadaii terhadap empat DPO teroris Poso tersebut adalah kepemilikan senjata api dan bom rakitan. Mereka masih memegang senjata dan memiliki sejumlah bom rakitan.
"Kekuatannya masih bersenjata, masih banyak bom, dua orang dari Bima, dua orang dari Poso. Yang pasti mereka ada di pegunungan Poso, Sigi, dan Parigi Moutong," katanya.
Diakuinya aparat kepolisian belum dapat mendeteksi lokasi keempat DPO tersebut. Namun, dipastikan kepolisian akan terus mengejar sisa kelompok ini.
"Kami akan kejar terus juga, menyerahkan diri saya tunggu, kalau tidak kami kejar terus," ujarnya.
"Empat DPO lagi, saya mohon doanya, saya mohon dukungannya, kami akan kejar terus, semoga Sulawesi Tengah terbebas dari aksi terorisme, yang meresahkan masyarakat," harapnya.
Sebelumnya, Ali Ahmad (Ali Kalora) pemimpin kelompok MIT Poso dan Jaka Ramadhan (Rama) tewas tertembak saat aksi kontak tembak dengan Satgas Madago Raya. Kontak tembak tersbeut terjadi di daerah pegunungan, Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9). (gw/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: