Pernah Dibuang Sembarangan, Ratusan Warga di Desa Pesarean Terpapar Limbah B3
Ratusan warga di Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna, banyak yang terpapar limbah bahan beracun berbahaya (B3). Hal itu karena limbah industri di desa tersebut dibuang sembarangan di tengah permukiman warga.
Perangkat Desa Pesarean Tasripin, Kamis (23/9) mengatakan, pembuangan itu sudah berlangsung sejak 1960. Selain infeksi saluran Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), sejumlah warga juga mengalami down syndrome akibat pencemaran limbah.
Ada sekitar 10 warga yang mengalami down syndrome dalam satu RW. Sedangkan yang menderita ISPA, sakit paru-paru dan sesak napas jumlahnya tidak terhitung.
Untuk down syndrome karena ini wilayah sendirinya, jumlahnya ada 10 di RW 8. Mereka terkena sejak balita sampai sekarang sudah dewasa.
"Rata-rata yang terkena down syndrome adalah anak-anak dari para pengecor logam. Sehingga mereka terkena langsung limbah yang ada di sekitar rumahnya," katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa bersama Dinas Kesehatan, tambah Tasripin, di sejumlah tempat pengecoran logam, hasilnya cukup mengejutkan.
Dari jumlah pekerja yang 50 orang, ternyata hanya dua atau satu orang yang dikatakan sehat. Jadi rata-rata mayoritas pekerja atau lingkungan di wilayah limbah ini sudah mengandung timbal.
Pihak Pemkab Tegal terkesan kurang memberikan perhatian kepada warga yang terpapar limbah logam berat. Padahal, banyak warga yang terpapar tergolong warga kurang mampu.
"Karena kurang mendapat penanganan akhirnya ya tidak ada perubahan, warga juga tidak mampu berobat," tambahnya.
Fatikhin dan Tarokhi, merupakan kakak adik warga Desa Pesarean, yang terpapar logam berat. Sang kakak, Fatikhin, mengalami gangguan syaraf pada jari-jari kedua tangannya sehingga sulit digerakan. Sedangkan sang adik, menderita tuna grahita.
Fatikhin dulu bekerja pada pengecoran logam sejak umur belasan tahun. Awalnya sehat-sehat saja, tetapi setelah dewasa mulai sering sesak napas dan jari tangan kaku. Kalau adiknya dari kecil sudah begitu.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi membenarkan jika di wilayah Desa Pesarean banyak warga yang menderita sakit akibat pembuangan limbah B3 yang sembarang. Menurutnya, hal itu akan segera ditangani oleh dinas terkait. Masalah ini akan dikaji ulang kembali.
Sementara itu, Direktur Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Haruki Agustina, yang hadir dalam konferensi pers menyatakan, pembuangan limbah B3 di Desa Pesarean terjadi sejak 1960.
Tidak heran, banyak warga yang menderita ISPA atau penyakit lainnya. Dirinya minta pemda menangani itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: