Polisi Sudah Temukan Profil Pelaku Pembocoran Data BPJS Kesehatan
Polri terus mendalami kasus bocornya data penduduk milik Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Belasan saksi telah diperiksa terkait kasus tersebut dan hasilnya polisi telah mengidentifikasi pelaku.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan tim penyidik dari Direktorat Siber Bareskrim Polri telah memeriksa 15 saksi terkait kebocoran data peserta BPJS Kesehatan.
"Terkait kebocoran data BPJS Kesehatan penyidik telah memeriksa lebih kurang 15 saksi," katanya, Selasa (15/6).
Diungkapkannya, 15 saksi tersebut berasal dari internal BPJS Kesehatan, vendor penyedia sarana teleknologi informasi di BPJS Kesehatan dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"15 saksi ini sudah termasuk saksi ahli yang kita mintai keterangannya, yaitu dari BSSN salah satunya. Informasi para terperiksa sangat penting bagi penyidik untuk dapat mengungkapkan kasus yang diduga keras terjadi kebocoran data peserta daripada BPJS Kesehatan, penyidik masih bekerja," tandas Rusdi.
Dikatakannya, pihaknya menduga telah terjadi kebocoran data peserta di BPJS Kesehatan. Penyelidikan masih berjalan, penyidik pun tengah meminta izin khusus untuk menyita server BPJS Kesehatan yang berada di Surabaya.
"Penyidik telah membuat permohonan izin khusus penyitaan server BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Dia memastikan, saat proses penyelidikan berjalan dan penyitaan server tidak akan mengganggu layanan BPJS Kesehatan.
Tidak hanya itu, penyidik juga memeriksa secara daring situs 'cryptocurrency' yang diduga milik pelaku.
"Untuk sementara penyidik telah menemukan profil pelaku di Raidforum. Penyidik sudah baca profilnya tinggal didalami ke depan ada perkembangannya, tentunya mengarah ke pelaku," kata Rusdi.
Bocornya data pribadi muncul pertama lewat media sosial Twitter. Melalui akun @ndagels dan @Br_AM obrolan terkait kebocoran tersebut dimunculkan dalam gambar tangkapan layar.
Terdapat 290 juta data penduduk Indonesia yang diduga bocor dan bersumber dari data situs BPJS Kesehatan. Komponen yang dijual berupa nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, email, tanggungan, dan lainnya.
Akun bernama Kotz memberikan akses download (unduh) secara gratis untuk file sebesar 240 megabit (Mb) yang berisi 1.000.000 data pribadi masyarakat Indonesia.
File tersebut dibagikan sejak 12 Mei 2021 dan kini ramai menjadi perhatian publik. Akun tersebut mengklaim mempunyai lebih dari 270 juta data lainnya yang dijual seharga USD6.000. (gw/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: