Juni Nanti, ASN Brebes Beli Beras Petani

Juni Nanti, ASN Brebes Beli Beras Petani

BREBES- Juni nanti, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Brebes disarankan membeli beras di petani. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes sudah menjalin kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) terkait penyediaan beras bagi ASN di Kabupaten Brebes. 

"Dengan ini kami (Pemkab Brebes, Red) meluncurkan program Serapan Gabah Petani (Sergap) mandiri dari petani yang nantinya akan dibeli ASN," ucap Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH usai penandatanganan kerja sama di Pendapa Brebes, kemarin. 

Dijelaskannya, kerja sama tersebut merupakan sebuah upaya bersama dalam meneruskan perjuangan menghormati dan menghargai hasil petani, khususnya di wilayah Kabupaten Brebes. Apalagi sektor pertanian Kabupaten Brebes turut berkontribusi terhadap pangan nasional. 

"Saya rasa langkah ini sangatlah tepat, selain sebagai upaya penyediaan bahan pokok beras juga membantu para petani untuk serapan gabah. Terlebih kondisi ekonomi saat pandemi Covid 19, menyerap gabah petani merupakan upaya untuk pemulihan ekonomi," tuturnya. 

Idza berharap, kepada OPD maupun ASN agar dapat berpartisipasi aktif dan mendukung kesepakatan kerja sama melalui program Sergap mandiri. Sehingga memberikan efek positif kepada seluruh lapisan masyarakat. 

"Mulai Juni nanti, ASN diharapkan bisa membeli beras dari petani yang ada di Brebes," ucapnya. 

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengapresiasi kerja sama tersebut. Program ini merupakan pertama kali di Jawa Tengah dan diharapkan dapat menjadi trigger untuk daerah lain dalam hal penyediaan beras bagi ASN. 

"Semoga program ini bisa diduplikasi oleh daerah lainnya, karena bagaimanapun beras yang diserap adalah hasil dari petani asli Brebes," ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati menyampaikan, program Sergap mandiri berawal dari keprihatinan terhadap nasib petani di Brebes yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produk pertanian khususnya gabah di masa panen raya. 

"Di satu sisi, keberhasilan program peningkatan produksi pertanian, baik melalui program penambahan luas tanam, subsidi benih dan teknologi telah menaikkan hasil produksi secara signifikan. Sementara kebutuhan pokok sesuai jumlah penduduk relatif stabil, sehingga kelebihan stok gabah yang cukup banyak," terangnya. 

Lanjut Yulia, ketidakseimbangan antara suplai dan demand atau penawaran dan permintaan ini, berimbas pada merosotnya harga gabah di tingkat petani dan kesulitan dalam mencari pasar. Seperti masa panen pada Maret dan April harga gabah merosot cukup tajam hingga Rp3.200 per kilogram gabah kering, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah HTP yaitu Rp4.200 per kilogram. Akibatnya petani kesulitan ekonomi dan dampaknya kesulitan modal untuk bertanam selanjutnya. 

"Program ini sebagai upaya untuk menstabilkan harga gabah petani dan mengurangi ketergantungan kepada tengkulak yang selama ini menguasai pasar," ucapnya. 

Mekanismenya, kata Yulia, DPKP akan memetakan potensi panen tiap bulan di 17 kecamatan dengan mengumpulkan poktan maupun gapoktan, hasil yang layak akan dibeli Bulog kemudian diolah dan dikemas menjadi beras kualitas premium. 

"Untuk sasaran program yaitu ASN yang berjumlah 9 ribu orang, mulai Juni akan membeli beras kemasan 10 kilogram, dengan total kebutuhan yang diserapan ASN sebanyak 90 Ton beras kualitas premium atau setara dengan gabah kering giling sebanyak 160 Ton," jelasnya. 

Sumber: