Target PAD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Turun

Target PAD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 Turun

Target Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2020 mengalami penurunan. Dari semula ditargetkan Rp15,9 triliun hanya mampu terealisasi Rp14,2 Triliun, sehingga menghambat pembangunan.

Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah Fuad Hidayat, Sabtu (20/3) menilai, perkembangan infrastruktur di Jawa Tengah sudah cukup baik. Untuk saat ini, Jawa Tengah mempunyai proyek strategis nasional berupa kawasan industri Batang. Jika kawasan tersebut sudah selesai, puluhan pabrik didirikan dan diproyeksikan bisa menyerap 130.000 tenaga kerja. 

Selain kawasan industri, Jawa Tengah juga sedang menyiapkan dua bandara yang segera  beroperasi secara maksimal. 

"Bandara tersebut adalah Bandara Ngloram di Blora dan Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga. Ada juga pembangunan jalan tol di Jawa Tengah dan waduk di Cilacap," katanya.

Dirinya juga tidak memungkiri, adanya pembangunan maupun pemeliharaan infrastruktur yang terhambat. Ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. 

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Tengah di tahun 2020 hanya terealisasi Rp14,2 Triliun, turun dari yang ditargetkan sebesar Rp15,9 Triliun. Penurunan ini menyebabkan belanja infrastruktur 2020 juga berkurang cukup banyak. 

Selain itu, Bantuan Keuangan Desa (Bankeudes) di tahun 2020 juga terealisasi di akhir tahun karena efek refocusing APBD dari provinsi. Hal ini menghambat pembangunan maupun sirkulasi uang di desa.

Dirinya berharap Bankeudes di tahun 2021 bisa direalisasikan di awal tahun untuk menumbuhkan ekonomi di desa. 

"Kalau Bankeudes ini bisa direalisasi di awal tahun atau maksimal pertengahan tahun, sirkulasi uang di desa akan sangat banyak sehingga ekonomi masyarakat desa relatif akan tertolong," tambahnya. 

Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah dr H Umar Utoyo menjelaskan tentang infrastruktur di bidang pertanian. 

Pertanian adalah salah satu sektor yang tidak terdampak oleh Covid-19. Data kondisi irigasi di Jawa Tengah yang masuk dalam kondisi baik sebanyak 6 persen, rusak ringan 74 persen, dan rusak sedang 20 persen.

Hal ini sudah membuktikan kalau ini tidak ditangani dengan baik.

Padahal sektor pertanian ini tidak terdampak oleh Covid-19. Jadi sektor pertanian ini harus didukung dengan infrastruktur pertanian, seperti irigasi.

Dirinya turut prihatin karena dampak Covid-19 juga mempengaruhi infrastruktur yang tidak maksimal. Dirinya tetap berharap masyarakat untuk bersabar dan mematuhi protokol kesehatan agar berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. (guh/ima)

Sumber: