Roy Suryo Sebut Sama Saja PHP Jokowi Mau Revisi Pasal Karet UU ITE
Wacana revisi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut dikomentari Roy Suryo. Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengajak masyarakat agar berfikir positif saja.
Roy Suryo mengungkapkannya melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (17/2). “Mari kita positive thinking sambut niat baik Pak @Jokowi untuk inisiasi pemerintah merevisi pasal-pasal karet UU ITE ini,” cuitnya seperti dikutip PojokSatu.id.
Akan tetapi, ia meyakini revisi UU ITE itu bakal terlalu lama dan memakan waktu. “Namun mengingat kalau lewat @DPR_RI perlu proses politik yang panjang dan lama,” kata dia.
Untuk itu, Roy Suryo menyarankan Presiden Jokowi agar mengambil ‘jalan pintas’ dengan menerbitkan Perppu. “Kenapa tidak Presiden sekalian saja keluarkan PERPPU seperti sebelum-sebelumnya. Why not?” saran dia.
Dalam cuitan lannya, Roy Suryo pun menjelaskan alasan kenapa dirinya mendorong Presiden Jokowi menerbitkan Perppu ketimbang menunggu revisi UU ITE.
“Kalau Presiden @jokowi hanya “melemparkan” revisi ke @DPR_RI lagi maka sama saja kondisi “ketakutan masyarakat thdp UU ITE” ini masih akan lama alias PHP,” kata dia.
Karena itu, Roy kembali menekankan bahwa revisi UU ITE melalui DPR RI, akan memakan waktu lama karena harus melalui proses politik di parlemen.
Belum lagi, sambungnya, adanya tarik menarik kepentingan politik di dalamnya. “Revisi sebuah UU makan waktu sangat lama, belum tarik menarik politiknya,” tandasnya.
Sebelumnya, Roy Suryo menjelaskan bahwa dalam sejarahnya, ada dua RUU kala itu, yakni IETE dan Hukum Siber. “Kemudian direvisi bebebrapa pasal jadi UU ITE No.19/2016,” cuitanya pada Senin (15/2) malam
Untuk itu, ia menyarankan agar naskah revisi UU ITE nantinya benar-benar dipersiapkan. “Jadi kalau sekarang akan direvisi lagi sebaiknya dipersiapkan benar naskah akademiknya,” saran Roy.
Roy juga berharap agar wacana yang dilontarkan orang nomor satu di Indonesia itu tidak berakhir menjadi retorika saja. “Jangan hanya jadi wacana atau retorika saja,” tandasnya. (pojoksatu/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: