Jalan Amblas di Tanjakan Clirit Dipantau DPU Selama Satu Minggu

Jalan Amblas di Tanjakan Clirit Dipantau DPU Selama Satu Minggu

Meskipun jalur menuju Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Bumijawa, Kabupaten Tegal sudah normal kembali. Namun, DPU Kabupaten Tegal akan tetap memantau selama satu minggu akibat amblas di tanjakan Clirit, Desa Kalibakung Kecamatan Balapulang.

Kepala DPU Kabupaten Tegal Hery Suhartono, Senin (15/2) saat mendampingi bupati di lokasi jalan amblas mengatakan, kondisi tanah di ruas jalan itu masih terus bergerak. Indikasinya, patahan jalan semakin melebar. 

Untuk mengatasi ini, pihaknya akan terus memantau selama satu minggu ke depan. Meskipun jalan ini sudah bisa dilewati, tetapi pengendara harus tetap berhati-hati dan sabar, karena perbaikan yang dilakukan sifatnya masih darurat. Masih sementara menggunakan material urukan pasir dan batu.

"Kami berencana jika kondisi tanah sudah tidak lagi bergerak, akan kami ganti urukan tersebut dengan material permanen seperti aspal dua lapis," katanya.

Dalam satu minggu ini, tambah Hary Suhartono, pegawai DPU masih akan memantau. Terutama kalau tanahnya sudah stabil. Perkiraan satu minggu lagi sudah dilapisi dengan bahan-bahan yang kuat dan permanen.

Saat kejadian tanah amblas, 
sejumlah pegawai DPU bergerak cepat menutup celah jalan yang retak akibat tanah bergerak. Retakan jalan ditutup menggunakan pasir dan batu kemudian dipadatkan dengan alat berat.

"Kami harus gerak cepat menangani persoalan ini. Mengingat ini jalur utama yang dilintasi para pengguna jalan," tambahnya.

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah saat meninjau lokasi menyatakan, setelah mendapat laporan dari warga, pihaknya langsung memerintahkan DPU untuk segera memperbaiki. 

Respon cepat langsung ditangani. Hal ini bisa dilihat dari progresnya yang sudah hampir selesai. Pemkab Tegal akan mengejar supaya bisa dilalui terlebih dahulu dan masyarakat bisa melewatinya dengan aman. 

"Soal nyaman nanti kalau tanahnya sudah stabil. Dan soal insiden jalan amblas di lokasi tersebut sudah pernah terjadi enam tahun silam. Diduga penyebabnya sama, yaitu gerakan lateral pada struktur tanah ditambah infiltrasi air hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir," tambahnya. (ADV/guh/ima)

Sumber: