Liga 1 Mandek, Pemain Indonesia Laris Manis di Luar Negeri

Liga 1 Mandek, Pemain Indonesia Laris Manis di Luar Negeri

Kepindahan Saddil Ramdani ke klub Malaysia menambah deretan pesepak bola Indonesia yang merumput di luar negeri. Winger Bhayangkara FC itu bergabung dengan Sabah FC yang dilatih oleh mantan striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Julianto.

Merumput di Negeri Jiran bukan hal baru bagi Saddil, karena sebelumnya dia sempat bermain untuk Pahang FC. Sebelum mendatangkan Saddil, Sabah FC sebetulnya mengincar gelandang Arema FC, Kushedya Yudo, namun gagal.

Setelah Yudo, klub yang bermarkas di Kota Kinabalu itu juga sempat memburu wonderkid Persib Bandung, Febri Hariyadi. Sayang, Sabah FC tidak memenuhi persyaratan peminjaman Febri yang diajukan oleh manajemen Persib.

Menurut Kurniawan proses kepindahan Saddil sudah disepakati oleh kedua belah pihak dan tinggal menunggu surat-surat. “Kontrak Saddil bersama Bhayangkara akan habis pada bulan Februari, Sabah FC akan memberikan kompensasi. Selanjutnya Saddil akan kita berikan kontrak berdurasi satu tahun,” ujar Kurniawan saat dihubungi Fajar Indonesia Network via telepon pada Senin (1/2) sore.

“Kalau semuanya sudah rampung Saddil akan segera ke Malaysia, selanjutnya dia akan melakukan karantina terlebih dahulu selama tujuh hari. Waktunya masih aman karena bursa transfer di Liga Malaysia itu baru akan ditutup pada 19 Februari,” kata striker yang kerap mendapat julukan "Si Kurus" tersebut.

Liga Berhenti

Semenjak Liga Indonesia berhenti memang banyak pesepak bola tanah air yang memutuskan untuk merumput di luar negeri. Mulai dari Ryuji Utomo yang dipinjamkan Persija Jakarta ke Penang FC, kemudian ada Asnawi Mangkualam yang bergabung dengan klub Korea Selatan, Ansan Greeners.

Pilihan bergabung dengan klub luar negeri menjadi solusi terbaik bagi para pesepak bola Indonesia.

“Saya pribadi menganggap itu hal positif bukan karena liganya stop, buat saya saat mereka main di luar artinya punya keinginan untuk melangkah lebih jauh, minimal sebagai batu loncatan dan mempersiapkan mental serta mengasah kemampuan sebelum mereka main di liga yang levelnya lebih tinggi lagi,” ucap Kurniawan.

Senada dengan Kurniawan, Rahim Soekasah juga memberikan dukungan kepada para pemain Indonesia yang berkarier di luar negeri. “Oh, saya pikir itu baik yah. Kalau pemain kita diinginkan oleh klub-klub luar negeri. Karena pemain juga butuh income untuk hidup (terkait liga berhenti),” ujar petinggi dari klub Brisbane Roar tersebut.

Pencetus Timnas PSSI Primavera itu berpesan kepada para pemain yang melanjutkan karier di luar negeri untuk mempersiapkan mental. “Harus punya rasa percaya diri bisa bersaing dengan pemain lain. Siap baik fisik maupun teknis dan yang juga penting memanfaatkan kecerdasan,” lanjut Rahim saat dihubungi Fajar Indonesia Network via telepon pada Senin (1/2) sore.

Bukan soal Uang

Pindah ke luar negeri bukan berarti para pesepak bola Indonesia bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Asnawi Mangkualam misalnya, bek berbakat binaan PSM Makassar ini harus rela memotong gajinya demi bermain di K-League. Meski demikian, Asnawi tercatat sebagai pemain Indonesia pertama yang berkesempatan tampil di kompetisi sepak bola professional Korea Selatan.

“Gaji Asnawi di klub lamanya sangat besar, tetapi dia mau memotong gaji demi begabung denga klub di K-League. Kami tidak bisa memberikan gaji yang besar namun Asnawi memahami itu dan memiliki keinginan kuat untuk bisa bermain di Korea,” ujar petinggi dari Ansan Greeners FC, Jong Chan-yong dikutip dari Naver Sports, Selasa (26/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: