Banyak Lahan Perhutani yang Belum Dimanfaatkan Secara Maksimal
Lahan milik Perhutani KPH Balapulang masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Karena itu, Perhutani membutuhkan investor untuk mengelola aset-asetnya yang tidak produktif.
Junior Manager Bisnis Perhutani KPH Balapulang Budi Yuwono, Sabtu (23/1) mengatakan, lahan milik Perhutani yang tidak produktif berlokasi di depan eks Stasiun Kereta Api Balapulang. Luasnya sekitar 1 hektare (Ha). Dahulu, lahan itu digunakan untuk Tempat Penimbunan Kayu (TPK).
Selain itu, di Desa Jembayat Kecamatan Margasari juga ada aset tidak produktif. Luasnya sekitar 400 meter persegi. Kemudian di bawah Flyover Klonengan, Prupuk, Margasari, luasnya sekitar 600 meter persegi.
"Sebenarnya masih ada lagi, tapi lahannya kurang luas," katanya.
Saat ini, tambah Budi Yuwono, Perhutani memang sedang menggencarkan program optimalisasi aset dengan melibatkan investor. Program itu khusus di luar kawasan hutan.
Sedangkan di dalam kawasan hutan, pihaknya juga bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Mereka diperbolehkan mengelola lahan di dalam kawasan dengan cara menanam palawija.
"Nanti sistemnya bagi hasil (panen) dengan LMDH. Sehingga masyarakat dapat menikmati hasilnya," tambahnya.
Optimalisasi aset milik Perhutani yang terbaru, lanjut Budi Yuwono, yakni bekerjasama dengan investor mendirikan Margasari Trade Center. Lokasinya di belakang Pasar Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.
Masa operasional investasinya sekitar 20 tahun dengan perpanjangan izin dilakukan dua tahun sekali. Pihaknya juga akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) kerja sama itu dalam waktu setahun sekali.
Setelah 20 tahun, aset akan diserahkan ke Perhutani. Nantinya bisa diperpanjang kembali dengan investor yang sama atau investor lainnya. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: