Kritis, Tanggul Sungai Cisanggarung Harus Ada Penanganan Permanen
Secara teknis, tanggul Sungai Cisanggarung yang kritis di Desa Pekauman Kecamatan Losari tidak bisa ditangani dengan tanggul darurat. Melainkan, harus ada penanganan yang permanen dalam memperbaiki tanggul tersebut.
"Secara teknis, tanggul ini tidak bisa ditahan sementara. Tapi penanganan ini harus ada konstruksi yang permanen," ungkap Kepala Bidang Konservasi dan Rehabilitasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Tata Ruang (DPSDAPR) Kabupaten Brebes Mulyadi, Minggu (17/1) saat ditemui di lokasi tanggul.
Mulyadi menerangkan, tanggul sementara yang dibuat oleh masyarakat hanya untuk menahan deburan ombak dari debit air Sungai Cisanggarung. Jika tidak segera diperbaiki, kata dia, dikhawatirkan tanggul yang kritis tersebut bisa jebol dan membahayakan masyarakat.
"Tanggul darurat seperti ini harus diperbaiki secara permanen. Dan kita harapkan instansi terkait dalam hal ini BBWS Cimanuk Cisanggarung bisa membuat tanggul permanen," ucapnya
Diberitakan sebelumnya, kondisi tanggul kritis di Desa Pekauman Kecamatan Losari Kabupaten Brebes saat ini sangat memprihatinkan. Bahkan, akibat tergerus debit air Sungai Cisanggarung, kondisi tanggul tersebut hanya tinggal satu meter dari pasangan parapet (tebing pengaman sungai).
Kepala Desa (Kades) Pekauman Warno mengatakan, kondisi tersebut terjadi lantaran beberapa hari terakhir debit Sungai Cisanggarung di wilayahnya mengalami peningkatan. Hingga akhirnya, menggerus tanggul tersebut yang hanya tinggal satu meter.
"Kalau tahun 2014 lalu itu tanggulnya tinggal dua meter dari sungai. Namun, awal 2021 ini terus tergerus hingga tinggal satu meter," ujarnya saat ditemui di lokasi kerja bakti pembuatan tanggul darurat, Minggu (17/1).
Dia menceritakan, warganya hingga saat ini masih trauma dengan kejadian banjir akibat limpasan dan rembesan Sungai Cisanggarung pada 2018 lalu. Karenanya, dirinya berharap ada penanganan serius dan permanen dari pihak terkait dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.
"Kita harapkan ada penanganan yang permanen. Tanggul ini sangat darurat, apalagi wilayah kami sejak 2014 lalu sering terkena limpasan dari Sungai Cisanggarung. Termasuk banjir yang cukup besar pada 2018 lalu," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Brebes Narjo yang meninjau langsung pembuatan tanggul darurat mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes berkordinasi dengan instansi terkait telah memberikan ribuan karung untuk membuat penahan tanggul. Meski demikian, pihaknya menginginkan adanya penanganan permanen dair pihak terkait (BBWS Cimanuk-Cisanggarung).
"Tanggul ini dibuat kurang lebih 36 tahun yang lalu. Jadi, kita harapkan harus ada penanganan secara permanen terhadap tanggul kritis ini. Hal ini dikarenakan masyarakat trauma dengan banjir yang terjadi pada 2018 lalu," ujarnya.
Dikatakannya, masyarakat juga diminta untuk selalu waspada dengan kondisi tanggul darurat saat ini. Jika kondisinya bertambah kritis kata dia, diharapkan warga melalui pemerintah desa untuk melaporkan ke kecamatan ataupun ke daerah.
"Seperti tadi, kita koordinasi dengan BPBD, DPSDAPR dan TNI-Polri dibantu masyarakat bergotong royong membuat tanggul darurat. Jadi, kita harapkan jika kondisinya bertambah kritis, segera laporkan. Saat ini, kita sudah berkordinasi dengan BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk segera ada penanganan permanen," pungkasnya. (ded/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: