Tembus 36 Orang, Kasus Kematian Pasien Covid-19 Melonjak

Tembus 36 Orang, Kasus Kematian Pasien Covid-19 Melonjak

Melonjaknya jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Purbalingga, ternyata bersamaan dengan adanya angka kematian pasien positif maupun suspek. Tim pemakaman mengungkapkan, hampir setiap hari mereka memakamkan satu orang dalam beberapa pekan November ini.

Setiap hari, Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama relawan dari PMI, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Purbalingga disibukkan dengan tugas memakamkan jenazah pasien Covid-19.

Kepala BPBD Purbalingga, Mochammad Umar Faozi MKes menuturkan, beberapa hari terakhir ini, hampir setiap hari pihaknya harus memakamkan jenazah pasien. Kadang sehari lebih dari satu pasien. Bahkan pernah sehari enam pasien meninggal dimakamkan.

"Bahkan pada Jumat pekan kemarin, petugas kami harus memakamkan enam jenazah. Tiga terkonfirmasi positif dan tiga lainnya suspect atau probable," tuturnya, Sabtu (28/11) kemarin.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, pada awal 1 November, akumulasi pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia delapan orang. Hingga Jumat malam (27/11) lalu, jumlahnya melonjak hingga 31 pasien.

Angka itu tidak termasuk yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) yang kini diganti dengan istilah suspect (terduga) dan PDP yang menunggu hasil swab yang namanya diganti probable.

"Tidak semua pasien yang meninggal sudah terkonfirmasi positif. Sebagian lainnya masih berstatus suspect atau probable," tutur Kepala Dinkes Purbalingga, drg. Hanung Wikantono MPPM, Sabtu  (28/11) malam.

Sementara itu, hingga Jumat malam (27/11), terdapat 573 pasien Covid-19 di Purbalingga masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Mereka memenuhi hampir semua rumah sakit dan bangunan isolasi.

Pemerintah terus mengingatkan agar semua lapisan masyarakat berperan aktif dalam ikut memerangi perkembangan Covid-19 di Purbalingga. Mulai dari mematuhi anjuran pemerintah mengenakan masker, jaga jarak dan tidak berkerumun serta cuci tangan rutin setiap waktu dengan sabun di air yang mengalir.

“Pemerintah melalui Satgas Covid-19 sampai tingkat paling bawah juga mengedepankan Jogo Tonggo. Yaitu bertindak cepat saat ada pasien dari luar kota yang masuk zona merah maupun dari wilayah yang terdeteksi zona berbahaya Covid-19,” tegasnya. (amr/zul)

Sumber: