UMKM Tak Bisa 100 Persen Terhubung E-Commerce
Meski pemanfaatan teknologi digital saat ini terlebih di masa pandemi Covid-19 begitu massif, tapi pelaku UMKM tidak bisa semuanya bergabung pada platform digital.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun menjelaskan, bahwa tidak bisa semua UMKM untuk go digital mengingat banyak pelaku UMKM yang gaptek teknologi.
"Tidak bisa sampai 100 persen. Karena ribet, lalu pengetahuan atau kemahiran orang-orang yang di atas 40 tahun itu sudah tidak mau lagi online. Sangat sedikit,'' ujarnya, kemarin (12/11).
Dia mencatat, terdapat sekitar 13 hingga 15 persen pelaku UMKM yang telah bergabung dengan e-commerce. Di sisi lain, kata Ikhsan, transaksi online adalah yang paling aman saat ini. Baik untuk kesehatan (jaga jarak), juga dari sisi keamanannya.
Terpisah, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira berpendapat, bahwa jumlah yang berpartisipasi dalam e-commerce belum mampu mendongkrak daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
“Keterlibatan UMKM masih terbatas, karena baru 13 persen UMKM yang bergabung ke platform digital. Sisanya masih andalkan cara-cara pemasaran konvensional,” ujar Bhima.
Selain itu, Bhima menyoroti pasar e-commerce masih didominasi oleh barang-barang impor. Sehingga kontribusi UMKM dari platform digital terhadap ekonomi nasional tidak terlalu signifikan.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menargetkan UMKM yang terhubung dengan digital market place sebanyak 10 juta UMKM akan terhubung dengan market place hingga akhir tahun 2020.
"Sejumlah kendala masih dihadapi mulai dari banyaknya pelaku UMKM yang belum melek digital, kesulitan menggunakan fitur pada platform e- commerce, ketersediaan akses internet yang belum memadai," ujar Menteri Teten. (din/zil/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: