Pedagang Pasar Trayeman Tagih Kompensasi yang Dijanjikan Bupati Tegal

Pedagang Pasar Trayeman Tagih Kompensasi yang Dijanjikan Bupati Tegal

Paguyuban Pedagang Pasar Trayeman menagih janji pemberian kompensasi dari pemerintah daerah yang sempat dilontarkan Bupati Tegal Umi Azizah saat hendak menutup pasar tiga hari untuk disterilkan. Hingga kini, kompensasi untuk pedagang yang harus meliburkan diri dari aktivitas berjualan belum diberikan.

Sekretaris Paguyuban Pedagang Patraman Barokah Ariyani, 42, mengaku saat bupati Tegal melakukan sidak dan pemberitahuan terkait rencana penutupan pasar. Pihaknya sempat menanyakan kompensasi pedagang selama tidak menjalankan aktivitas.

"Saat itu beliau menjanjikan bahwa masalah kompensasi pedagasng akan dikonfirmasikan ke Dinas Sosial. Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjut kapan kompensasi itu diberikan dan dalam wujud seperti apa," ujarnya, Senin (5/10).

Terkait dua pedagang pasar yang sempat terkonfirmasi Covid-19 dari hasil swab. Kini sudah dinyatakan pulih dan sehat serta telah melakukan aktivitasnya kembali di pasar.

Di masa sulit seperti ini, sebagian pedagang kecil yang beraktivitas di pasar tradisional berharap difasilitasi untuk mendapatkan bantuan UMKM dari pemerintah pusat. Seperti di Pasar Banjaran, UPTD pasar mendata pedagang kecil dan meminta KTP untuk didaftarkan mendapatkan bantuan UMKM dari pusat.

“Di sini sepertinya tidak. Ada beberapa pedagang yang berinisiatif mengurus sendiri, tidak dikoordinir oleh UPTD pasar setempat," ungkapnya.

Pihaknya berharap ada langkah konkrit dari pemerintah daerah untuk meyakinkan masyarakat. Jika saat ini kondisi Pasar Trayeman sudah steril, bersih, dan aman untuk didatangi. Pedagang pun secara menyeluruh siap menjalankan protokol kesehatan selama beraktivitas.

Sementara itu, Koordinator Pedagang Rasri'ah (50), mengungkapkan, setelah penutupan pasar, hingga saat ini kondisi masih sepi dari aktivitas jual beli. Menurut dia, hampir dua pekan setelah penutupan pasar. Semua pedagang mengeluh dengan sepinya aktivitas jual beli. Hal ini berdampak pada penghasilan rekan-rekan pedagang.

Dia misalnya, sebagai pedagang kue kering biasanya mendapatkan pemasukan kurang lebih Rp1,5 juta, saat ini anjlok menjdi Rp300 ribu.

“Terkait kompensasi yang sempat dijanjikan sebelum penutupan pasar juga masih ditunggu para pedagang. Seperti pedagang pisangyang rugi besar atas penutupan tersebut dan mengaku dagangannya banyak yang busuk dan tidak sempat terjual," pungkasnya. (her/gun/zul)

Sumber: