Lima Jam Bansos Beras dari Kemensos Tak Datang-datang, Warga Penerima Disuruh Pulang Lagi
Hari pertama penyaluran bantuan sosial beras (BSB) untuk keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Tegal bermasalah.
Mestinya, tiga kecamatan yang tediri dari Kecamatan Slawi, Kramat, dan Balapulang penyalurannya, Jumat (25/9). Namun, karena disinyalir ada kendala pada armada, pengirimannya terpaksa pendistribusian diundur.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tegal Nurhayati, saat dihubungi, Jumat sore (25/9). Dia menjelaskan, BSB untuk KPM PKH ini merupakan program dari Kementerian Sosial.
Di mana Kemensos menunjuk PT Dosni Roha Logistik (DNR) sebagai penyalur bantuan sosial beras kepada KPM. Sedangkan Bulog, sebagai penyedia komoditi.
Sejauh ini, lanjut dia, Dinas Sosial Kabupaten Tegal dan Bulog setempat sudah melakukan segala perintah dari Kemensos sesuai aturan. Mulai dari pendataan KPM, mengumpulkan KPM di balai desa hingga menyediakan komoditi berasnya.
Namun, saat pelaksanaan berlangsung, ternyata PT DNR kewalahan saat melakukan pendistribusian. ”Seharusnya hari ini (kemarin) jadwalnya tiga kecamatan. Tapi, DNR tidak bisa merealisasikan pendistribusian di tiga kecamatan itu,” ujarnya.
Menurut Nurhayati, terpaksa 17 desa di wilayah Kecamatan Kramat diundur jadwal pendistribusiannya. Begitu pula beberapa desa di Kecamatan Slawi dan Balapulang juga diundur.
Dia menyebut, pendistribusian mengalami kendala karena jumlah armada tidak sesuai dengan kebutuhan. Mestinya, armada sekitar 60 unit truk. Namun, PT DNR hanya memfasilitasi 15 truk.
”Itu saja digabung dengan Kota Tegal,” keluhnya.
Padahal, lanjut Nurhayati, pihaknya sudah mewanti-wanti kepada PT DNR agar penyalurannya tidak bermasalah. Dirinya tidak ingin kejadian di Banyumas dan Brebes, terulang di Kabupaten Tegal.
Namun, PT DNR sepertinya tidak menggubris aspirasinya itu. Dengan demikian, kejadian itu pun terulang kembali yang mengakibatkan konflik di KPM.
”Kasihan warga (KPM), mereka sudah menunggu sejak jam sembilan pagi (pukul 09.00, Red.) sampai jam dua siang (pukul 14.00), tapi berasnya tidak datang,” ucapnya.
Masalah tidak sampainya beras ke warga itu diakui pihak pedesaan. Salah satunya di Desa Tanjungharja Kecamatan Kramat. Kepala Desa Tanjungharja Sadudin mengaku bahwa warganya sudah berkumpul di balai desa sampai pukul 14.30 WIB.
Namun, karena berasnya tidak datang, pihaknya kemudian meminta warganya kembali ke rumah masing-masing. ”Beras yang akan diterima per wara atau KPM itu sejumlah 30 kilogram. Tapi karena berasnya tidak datang warga kami suruh pulang. Rencana beras kapan akan dikirim ulang, kami belum tahu,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: