Organisasi Pemuda Tidak Harus Latah dalam Membuat Program yang Sama

Organisasi Pemuda Tidak Harus Latah dalam Membuat Program yang Sama

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Porapar) Provinsi Jawa Tengah Sinung Nugroho Rahmadi mengajak organisasi pemuda di Kabupaten Tegal untuk selalu bersinergi dan berkolaborasi. 

Dia menyampaikan itu di hadapan sejumlah ketua organisasi pemuda dalam acara Ngobrol Inspiratif (Ngopi) dengan tema Pemuda Hebat, Indonesia Berdaulat, di salah satu kedai kopi, di Slawi.

Sinung, Sabtu (22/8) mengatakan, semua organisasi pemuda tidak harus latah dalam membuat program yang sama. Misalnya, program kewirausahaan yang saat ini dipelopori oleh PC GP Ansor Kabupaten Tegal dengan membuat Ansor Ritel. Lantas, semua organisasi juga melakukan hal yang sama. Dirinya menilai itu kurang tepat. 

"Kalau GP Ansor membuat Ansor Ritel, mungkin organisasi lain, misalnya Pemuda Pancasila menjadi supporting system atau menjadi suplyer. Ini baru kolaborasi. Jangan latah. Jangan ikut-ikutan mendirikan toko ritel," katanya.

Orang boleh berbeda bendera atau berbeda cara, tambah Sinung, tetapi mereka tetap bersinergi untuk menyinkronkan sesuatu agar tercapai tujuan yang baik. 

"Pemuda tidak hanya dikasih harapan, tapi pemuda membutuhkan teladan," terangnya. 

Pemuda itu dibagi menjadi empat. Pertama, pintar tetapi tidak peduli. Kategori ini tidak disukai.

Kedua, tidak pintar tetapi peduli. Ini orang yang semangat. Ini orang yang ingin maju. 

"Orang yang semangat itu ditakuti orang yang cerdas dan pintar. Sebab, orang semangat itu ketika jatuh, dia mau bangkit lagi," tambahnya.

Sementara yang ketiga, lanjut Sinung, tidak pintar tetapi tidak peduli, dan keempat, pintar sekaligus peduli. Yang empat ini yang dimiliki para ketua pemuda di Kabupaten Tegal. (guh/ima)

Sumber: