Vaksin Merah Putih Buatan Indonesia Akan Diujicobakan pada Hewan

Vaksin Merah Putih Buatan Indonesia Akan Diujicobakan pada Hewan

Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mengkonfirmasi, bahwa vaksin virus corona (covid-19) buatan Indonesia atau vaksin Merah Putih tengah memasuki tahap uji coba pada hewan.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, uji coba pada hewan ini dilakukan guna melihat efektifitas vaksin sebelum melanjutkan ke tahap pengujian berikutnya.

"Prosesnya sampai saat ini sedang menyiapkan kloning dari proteinnya yang diuji coba pada hewan mamalia," kata Bambang dalam konferensi daring, Kamis Kamis (13/8).

Bambang menjelaskan, bahwa dalam proses uji coba pada hewan ini bakal memakan waktu hingga satu bulan. Nantina, sebelum diuji coba pada manusia, vaksin Merah Putih ini juga bakal ditinjau ulang oleh perusahaan medis Bio Farma.

"Kalau memang terbukti efektif pada hewan, maka bisa dimulai diuji cobakan. Nantinya, diserahkan pada Bio Farma untuk memproduksi vaksin yang dipakai dalam tahap pertama," terangnya.

Untuk itu, Bambang berharap agar proses kloning tersebut dapat berjalan dengan lancar. Sebab, jika berhasil pada hewan, maka vaksin Merah Putih tersebut bakal diuji coba pada manusia.

"Uji coba pada hewan ini sebelum masuk uji klinis pada manusia," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menambahkan, bahwa untuk uji klinis ditargetkan dapat dieksekusi pada 2021. Harapannya, pada 2022 vaksin Merah Putih bisa diproduksi.

"Kami targetkan tahun depan uji klinis ke manusia tahap satu, dua dan tiga. Kalau lancar semua mudah-mudahan awal 2022 mungkin kita bisa produksi untuk vaksin merah putih," kata Honesti.

Setelah itu, kata Honesti, Biofarma akan melakukan proses optimalisasi, uji klinik, hingga memproduksi massal setelah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

"Studi pra-klinis akan dilakukan di kuartal kedua tahun 2021, dilanjutkan dengan uji klinis tahap satu yang diharapkan dapat dilakukan di kuartal ketiga tahun 2021," ujarnya.

"Kalau hasilnya (uji klinis) bagus, kita mungkin dapat menyediakn vaksin kepada masyarakat pada kuartal pertama tahun 2022," imbuhnya.

Honesti menjelaskan, bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan Sinovac Biotech, perusahaan biofarmasi asal Cina, dalam mengembangkan vaksin virus corona. Menurutnya, Sinovac dipilih karena kredibiltasnya dalam memproduksi sejumlah vaksin untuk lebih dari 30 negara di dunia.

"Salah satunya vaksin Hepatitis A yang sudah mendapat pengakuan atau lulus pre-kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)," pungkasnya. (der/zul/fin)

Sumber: