Kawasan Elit Chicago Rusuh, Toko dan Bank Tutup

Kawasan Elit Chicago Rusuh, Toko dan Bank Tutup

Kerusuhan terjadi di kawasan elit Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Senin (10/8) malam waktu setempat. Masa juga melakukan aksi penjarahan terhadap puluhan toko-toko dan bank di di Chicago.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (11/8), sebanyak seratus orang ditangkap dan 13 anggota polisi luka dalam kerusuhan yang terjadi di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.

"Lebih dari 100 orang ditangkap setelah melakukan penjarahan dan terlibat baku tembak dengan polisi," ungkap juru bicara Kepolisian Chicago Tom Ahren.

Menurut Kepala Kepolisian Chicago, David Brown, kerusuhan itu adalah murni tindakan kriminal. "Ini bukan protes terorganisasi. Ini lebih merupakan peristiwa kejahatan murni," kata Brown dikutip dari Reuters, Selasa (11/8).

"Para penjahat menguasai jalanan dan merasa yakin tidak bakal dihukum. Dan saya menolak mereka mengambil alih kota ini. Kepolisian Chicago tidak akan mundur untuk mempertahankan kota kita yang indah menjadi tempat yang ditakuti orang," imbuhnya.

Brown mengatakan kerusuhan itu bukan dampak dari sebuah unjuk rasa, tetapi murni aksi kejahatan. Dia mengatakan massa diduga tersulut informasi keliru tentang baku tembak antara polisi dan seseorang di daerah Englewood sehari sebelumnya.

Menurut keterangan polisi, mereka menerima laporan pada Minggu (9/8) pukul 14.30 waktu setempat tentang seseorang yang membawa senjata dan membahayakan warga. Mereka lantas menemukan orang itu di sebuah gang dan memintanya menyerahkan senjata.

Akan tetapi, orang itu kabur dan menembaki polisi. Polisi lantas balas menembak dan berhasil melukai pelaku, dan menyita sebuah senjata api.

Pelaku kemudian dibawa ke rumah sakit. Tiga petugas kepolisian yang menghadapi pelaku juga dibawa ke rumah sakit. Setelah satu jam berlalu, lokasi kejadian sudah ramai dikerumuni massa. Mereka mengaku mendapat informasi polisi menembak seorang bocah.

Setelah diberi penjelasan kejadian sebenarnya, massa lantas membubarkan diri. Namun, massa yang menjarah di pusat kota diduga mendapat informasi keliru tentang peristiwa itu, dan menduga pelaku adalah korban kekerasan polisi.

"Untuk meredam aksi anarkis penjarah, polisi menerjunkan 400 personel. Diluar dugaan, penjarah yang diketahui membawa beberapa mesin kas melepaskan sejumlah tembakan ke arah petugas dan polisi membalas tembakan tersebut," kata Brown.

Brown menegaskan, bahwa petugas akan bertindak tegas pada siapapun yang terlibat dalam aksi anarkis di Chicago serta memberlakukan shift 12 jam bagi petugas di lapangan.

Wali Kota Chicago, Lori Lightfoot mengatakan, penjarahan dimulai sekitar pukul 11 malam waktu setempat (0400GMT) dan berlanjut hingga pagi.

"Toko-toko yang menjadi target adalah sumber ekonomi kami yang sedang berjuang untuk pulih setelah karantina wilayah karena pandemi," kata Lightfoot.

Sumber: