Juventus vs Lazio, Lupakan Sejarah

Juventus vs Lazio, Lupakan Sejarah

Il Grande Partita yang mempertemukan Juventus dan Lazio akan tersaji di Allianz Stadium, Selasa, dinihari nanti. Si Nyonya Tua punya sejarah bagus, tetapi Elang Ibu Kota tak bisa diremehkan.

Sejak musim 1942/1943, Lazio tidak pernah mengalahkan Juventus di laga kandang dan tandang dalam satu musim Serie A. Tradisi bagus itu merupakan modal Juventus saat menjamu Lazio di pekan ke-34 Serie A ini.

Setelah kalah 1-3 di pertemuan pertama, Desember tahun lalu, pertandingan ini menjadi kesempatan Bianconeri untuk balas dendam. Karena, meski tanpa penggemar, Juve tetap sangat sulit dkalahkan ketika tampil di Turin.

Apalagi, laga ini menjadi kesempatan mereka untuk bangkit dan kembali ke jalur kemenangan. Sebelumnya, anak asuh Maurizio Sarri hanya meraih dua angka dalam tiga pertandingan terakhir sehingga Inter Milan bisa memperpendek jarak menjadi enam poin.

Tetapi, situasi yang lebih buruk juga tengah mendera Lazio. Di empat pertandingan teranyar mereka, skuat Simone Inzaghi hanya meraih satu angka. Usai kalah tiga laga beruntun, mereka ditahan imbang 0-0 Udinese yang membuat Si Elang terlempar ke posisi keempat dengan jarak tujuh angka di belakang Juve.

Dengan hanya menyisakan lima pertandingan lagi, boleh dibilang laga ini akan menjadi kesempatan terakhir Lazio menjaga kans juara. Kalau sampai kalah, Ciro Immobile harus menunggu musim berikutnya untuk kembali bertarung dalam persaingan scudetto.

Situasi ini tentu membuat Lazio akan sekuat tenaga mempermalukan Juve. Karenanya, Juventus harus lebih waspada. Fakta sejarah bahwa mereka tidak pernah dipermalukan dua kali dalam semusim di Serie A mesti mereka lupakan untuk setidaknya 90 menit dan fokus pada pertandingan.

Maurizio Sarri menegaskan, fokus sangat mereka butuhkan sebab itulah kelemahan mereka belakangan ini. Seperti diketahui, saat kalah 2-4 dari AC Milan dan imbang 3-3 kontra Sassuolo, Tim Zebra, julukan lain Juve sempat unggul 2-0 terlebih dulu.

Menurut Sarri, setelah unggul, mestinya mereka bisa mengontrol pertandingan. Bukan sebaliknya ingin terus mencetak gol dan memperluas ruang. "Kami harus mencari solusi masalah pasang surut ini. Sekarang kami tidak seharusnya memikirkan perhitungan poin dan harus memikirkan pertandingan demi pertandingan," tegas Sarri di situs klub.

Selain fokus, eks pelatih Chelsea itu mengingatkan tentang keseimbangan tim. "Terkadang, saya merasa tim ini memiliki potensi yang sangat besar. Di lain waktu, itu membuat Anda bingung, karena memungkinkan lawan terlalu mudah memasuki kotak penalti. Kita perlu menemukan keseimbangan yang tepat dan itu tidak mudah," katanya di Sky Sport Italia.

Simone Inzaghi sementara itu menegaskan, mereka harus bisa kembali ke jalur kemenangan agar bisa segera mengunci tiket Liga Champions pertama klub sejak 1997. "Kami harus terus berusaha mencapainya," kata legenda Lazio tersebut dikutip dari Football Italia.

Makanya, Inzaghi berusaha meredam isu liar yang beredar di luar tentang perpecahan di internal klub. Namun, Inzaghi tak menutupi fakta bahwa mereka menghadapi krisis pemain akibat cedera.

"Kami mengalami masa sulit setelah restart dengan cedera. Ketika kita bermain dengan orang yang sama setiap tiga hari, kita kehilangan ketajaman," keluhnya.

Senad Lulic, Joaquin Correa, Adam Marusic, Lucas Leiva, Patric, dan Stefan Radu adalah deretan pemain yang tak bisa memperkuat Lazio. Sedangkan di kubu Juventus, mereka akan kehilangan Federico Bernardeschi, Sami Khedira, Mattia De Sciglio, serta Merih Demiral.

Sumber: