Virus G4 Potensial Jadi Pandemi

Virus G4 Potensial Jadi Pandemi

Virus baru bernama Flu Babi G4 EA H1N1 (G4) tetap perlu mendapat perhatian. Sekaipun diprediksi tidak menjadi pandemi dengan cepat.

Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropis dan Infeksi, Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS), dr Sudirman Katu SpPD K-PTI FINASIM mengatakan, hingga saat ini virus G4 hanya bisa menyerang manusia jika ada riwayat kontak dengan binatang reservoir virus. Binatangnya itu, dari ternak Babi.

Terkait potensi menjadi pandemi seperti yang marak tersebar di berbagai media sosial, Sudirman mengatakan tetap ada potensi jika penularannya dari manusia ke manusia sudah mulai terjadi. Namun, hingga saat ini, virus tersebut dikategorikan sama dengan flu lainnya.

“Beberapa bagian dari G4 (juga) cukup mirip dengan strain batuk pilek biasa sehingga (G4) mungkin bisa dengan mudah dikenali oleh sistem imun seseorang,” ujarnya, Jumat, 10 Juli.

Gejala flu babi H1N1 pada manusia, demam (tidak sering) sampai menggigil, batuk. Selain itu juga terjadi seperti panas dingin, sakit tenggorokan, hidung meler, mata berair atau merah, sakit kepala, pegal-pegal, kelelahan, diare, hingga mual dan muntah berkepanjangan.

“Kalau terserang hampir semua itu dirasakan. Segera periksakan diri,” kata dokter Sudirman.

Terpisah, Dokter Hewan Dr Drh Muflihanah, MSi menejelaskan, strain baru yang disebut G4 atau G4 EA H1N1 reassortant atau G4 EA H1N1 tampaknya telah menjadi dominan sejak 2016, mengalahkan varian G1 sebelumnya. Strain virus baru adalah campuran dari 3 strain virus influenza.

Virus H1N1 menyerupai burung Eurasia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi 2009 (pdm / 09), dan H1N1 Amerika Utara yang memiliki gen dari unggas, manusia , dan virus influenza babi. “Jadi, ini bukan virus baru,” tegasnya.

Tetapi, dari kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa virus ini mirip dengan virus H1N1 yang menjadi pandemi di tahun 2009. Di mana virus strain G4 Ea H1N1 akan berikatan dengan reseptor pada manusia SAa2,6Gal.

Perempuan yang juga sebagai, Medik Veteriner di Laboratorium Biologi Molekuler Balai Besar Veteriner Maros Kementerian Pertanian ini menyampaikan, untuk penularan ke manusia, bisa. Sebab munculnya berbagai macam penyakit karena dipengaruhi keseimbangan antara agen, inang, dan lingkungan.

Pada babi Tingkat Kejadian (Morbiditas) 100 persen. Tingkat Kematian (Mortalitas) 1-4 persen. Penularan melalui sekresi, nasal discharge, aerosol (batuk dan bersin).

“Tetapi penularan ke manusia dilaporkan jika ada kontak dengan hewan tertular,” ucapnya. Cara menghindarinya ikuti protokol kesehatan seperti pada flu babi sebelumnya. (sal/zul)

Sumber: