Din Syamsuddin: Dada Rakyat Juga Sesak, tapi Tidak Bisa Marah seperti Jokowi

Din Syamsuddin: Dada Rakyat Juga Sesak, tapi Tidak Bisa Marah seperti Jokowi

Kemarahan Presiden Joko Widodo saat rapat kabinet, Kamis (18/6) lalu, ditanggapi banyak pihak. Di antaranya diungkapkan mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah Din Syamsuddin.

Menurut Mantan Ketua PP Muhammadiyah itu menganggap wajar jika Presiden Jokowi marah-marah kepada para menterinya. Pemicunya karena serapan anggaran yang masih minim dalam mengatasi penanganan dampak covid-19.

"Pantas Presiden Jokowi marah terhadap pembantunya dalam bidang perekonomian, karena realisasi anggaran besar untuk stimulus ekonomi kurang menyentuh UMKM," ujarnya kepada wartawan, Selasa (30/6).

Justru menurut mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, anggaran stimulus ekonomi pemerintah belakang terungkap di banyak pemberitaan bahwa insentif lebih banyak diberikan kepada korporasi, termasuk BUMN yang sebenarnya sudah merugi sebelum ada pandemik virus corona baru (covid-19).

"Dalam hal ini, patut dinilai rendahnya kepedulian terhadap rakyat dan usaha kecil (80 persen tenaga kerja bekerja pada Sektor UMKM). Karena semua UMKM terdampak covid maka akibatnya jutaan rakyat kecil yang harus menganggur karena ter-PHK," ungkapnya.

Persoalan ini membuat miris Din Syamsuddin. Sebabnya, dia mengira-ngira bahwa perasaan masyarakat yang terdampak Covid-19 akan kecewa dengan kebijakan pemerintah ini.

Terlebih lagi, Din memikirkan bahwa masyarakat tidak bisa meluapkan kesedihan dan keprihatinannya terhadap kondisi krisis yang dialaminya. Hal ini berbeda dengan Presiden, yang bisa meluapkan persoalan krisis saat ini lewat video pidatonya yang marah-marah.

"Banyak hal lain yang dapat dikatakan, tapi dada sebagian besar rakyat juga sesak dengan kesedihan dan keprihatinan. Tidak seperti Bapak Presiden yang jika dada dan pikirannya sesak dengan masalah langsung dapat menumpahkan kepada rakyat lewat pidato terbuka," ungkapnya.

Namun begitu, ketua Dewan Pertimbangan MUI ini berdoa seraya meyakini bahwa masyarakat Indonesia memiliki keluasan pikir dalam menghadapi cobaan yang tengah dihadapinya sekarang ini.

"Mudah-mudahan rakyat tidak bertambah sedih, karena akan menjadi seperti terjatuh dari tangga kemudian terkena tangga pula. Alhamdulillah sebagian besar rakyat walau sesak dada, tapi masih mempunyai pikiran terbuka," demikian Din Syamsuddin. (rmol/zul)

Sumber: