Dianiaya Keluarga Jenazah Covid-19, Perawat Babak Belur dan Bajunya Sobek

Dianiaya Keluarga Jenazah Covid-19, Perawat Babak Belur dan Bajunya Sobek

Jomima Orno alias Mimi, perawat RSUD Haulussy Kudamati, Ambon diduga dianiaya keluarga jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) covid-19, Jumat (26/6) lalu. Penganiayaan yang dilakukan di Ruang Jenazah RSUD Haulussy itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIT.

Mimi diduga dianiaya terkait dengan status pasien HK (57) yang meninggal dunia. Mimi mengaku dianiaya oleh istri dan anak almarhum hingga babak belur. Beruntung, Mimi berhasil menyelamatkan diri dari ruang jenazah.

Awalnya Mimi ditugaskan untuk mengurus jenazah HK sesuai protokoler Covid-19. Pasien HK meninggal pukul 08.00 WIT di lantai 1 ruang isolasi Covid-19. Mimi yang awalnya berada di lantai 2 ruang isolasi turun ke lantai 1 untuk mengurus jenazah HK.

“Saya turun kondisi pasien sudah meninggal. Saya diminta bantu oleh teman saya, Meidy dan Sela untuk membersihkan dan mengantar jenazah ke kamar mayat isolasi Covid,” kata Mimi.

Dia bersama petugas medis lainnya melakukan penyemprotan kepada pengantar pasien. Saat mereka tiba di depan pintu kamar jenazah, pintunya dalam keadaan terkunci.

“Meidy dan petugas semprot jalan balik untuk membuka pintu kamar jenazah,” tutur Mimi.

Mimi sendiri di depan pintu. Hanya selang beberapa detik, tiba-tiba beberapa keluarga almarhum datang dari arah kanan. Mereka dari ruang HD dan lorong laboratorium. Jumlahnya sekitar 15 orang.

Tanpa ada komunikasi wanita muda ini langsung dipukul oleh istri almarhum. Pukulan ini kena bagian kiri wajahnya. Saat merasa kesakitan, anak perempuan almarhum kembali memukul Mimi secara membabi buta.

Saat berusaha melarihkan diri, tangan Mimi justru ditahan anak laki-laki almarhum. “Saya lari lalu dipegang oleh anak laki lakinya dari belakang. Saya berusaha melepaskan diri sampai baju saya robek. Dengan susah payah saya melepaskan diri,” ucap Mimi seperti dilansir Ameks, Sabtu (27/6) kemarin.

“Saya dipukul dari belakang kepala secara berulang kali. Selain itu, saya ditendang pada bagian belakang tubuh korban,” tutur Mimi.

Dianiaya berulang-ulang, Mimi berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dan melarikan diri. “Saya dipukul babak belur sampai tak ingat berapa kali pukulan. Akhirnya saya bisa melepaskan diri, itu pun hampir jatuh di dalam selokan samping ruangan isolasi. Untungnya ada tembok untuk bersandar,” imbuhnya.

Mimi mengaku lemas, syok, dan kesakitan. Ia tak menyangka bakal dianiaya keluarga pasien. “Saya teriak minta tolong ke teman-teman di depan ruangan isolasi dan memberitahu saya telah dipukul dan dikeroyok. Saya mengenal persis pelaku 3 orang itu. Karena setiap harinya mereka datang menjenguk pasien,” kata dia.

Mimi sempat menjalani perawatan di UGD oleh dokter. Kasus ini sudah dilaporkan. Mereka yang dilapor, adalah isteri almarhum HK, dan anak laki-lagi dan perempuan. “Saya lapor kemarin,” pungkas Mimi.

Laporan Mimi dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKP Gilang Prasetya. “Iya, kasus itu benar. Keluarga telah melaporkan ke polisi, jadi sudah ada laporan dan saat ini sedang didalami,” kata AKP Gilang Prasetya. (yan/ameks/zul)

Sumber: