Penantian Tiga Dekade Berakhir, Thanks Klopp!

Penantian Tiga Dekade Berakhir, Thanks Klopp!

Liverpool berpesta. Penantian panjang mereka selama tiga dekade untuk kembali merayakan gelar Liga Inggris berakhir, Jumat kemarin. Penggemar The Reds pantas berterima kasih pada sang manajer, Juergen Klopp.

BUTUH 30 tahun, 239 pemain berbeda, dan 1,47 miliar poundsterling atau sekitar Rp25 triliun untuk biaya transfer sebelum akhirnya Liverpool mengakhiri paceklik gelar mereka. Kemenangan 2-1 Chelsea atas Manchester City di pekan ke-31 memastikan Si Merah menjadi kampiun Premier League 2019/2020.

Dengan poin 86, Liverpool tidak mungkin lagi terkejar oleh The Citizens yang ada di posisi kedua. Meski pasukan Pep Guardiola memenangi tujuh laga sisa mereka dan Liverpool tidak lagi mendulang angka hingga akhir musim, poin mereka maksimal hanya 84.

Sukses yang istimewa bagi Liverpool. Bukan saja karena mereka terakhir kali menjadi jawara pada musim 1989-1990 saat kompetisi masih bernama First Division, mereka juga menorehkan banyak rekor. Salah satunya, mengunci gelar paling awal dalam sejarah kompetisi divisi teratas Inggris.

Selain itu, gelar ini seperti menghapus kutukan Liverpool di Premier League—nama kompetisi divisi teratas Inggris yang digunakan sejak musim 1990-1991. Sebelumnya, Liverpool punya tiga peluang juara, namun nasib sial selalu menghantui mereka di pekan-pekan akhir liga.

Paling dikenang adalah ketika legenda sekaligus mantan kapten klub, Steven Gerrard melakukan blunder pada pekan ke-36 musim liga 2013/2014. Saat itu, Liverpool yang memimpin klasemen akhirnya kalah 0-2 dari Chelsea dan harus kehilangan gelar liga yang sudah di depan mata setelah disalip Manchester City.

Dan sosok utama di balik sukses ini jelas adalah Klopp. Sejak kedatangannya 2015 silam, pelatih asal Jerman itu berhasil membangun kembali kekuatan Liverpool yang sempat tenggelam seiring berakhirnya era First Division pada musim 1989-1990.

Bukan saja jeli mendatangkan pemain kunci seperti Mohamed Salah, Virgil van Dijk, serta kiper Alisson Becker, gaya permainan heavy metal ciptaan Klopp juga sangat pas bagi Liverpool. Taktik lugas, cepat, progresif, dan tanpa basa-basi itu membuat lawan-lawan mereka selalu kerepotan.

"Ini adalah momen besar, saya tak bisa berkata-kata. Saya sangat bahagia. Saya tak pernah berpikir kalau saya bisa begini," kata Klopp yang menangis saat mengungkapkan perasaannya melalui wawancara virtual dengan Sky Sports sesaat setelah Chelsea mengalahkan City.

Gerard yang membela Liverpool selama 17 musim tak ketinggalan mengekspresikan kebahagiaannya. Menurutnya, ini prestasi luar biasa dari skuat fantastis yang dipimpin manajer kelas dunia. “Terakhir yang paling penting, bagi para fans yang telah menunggu selama 30 tahun saatnya berpesta,” tulis Gerrard di Instagram.

Ini adalah gelar ke-19 Liverpool yang membuat mereka kini hanya terpaut satu trofi dari Manchester United. Dan, melihat bagaimana hebatnya penampilan mereka dua musim terakhir, Klopp yang sudah mempersembahkan gelar Liga Champions dan Piala Dunia Antar-klub bukan tidak mungkin akan kembali berpesta musim depan. (amr/zul)

Sumber: