Gerak Empat Terduga Teroris JAD Terlacak
Gerakan sunyi kelompok terduga teroris dari Jamaah Ansharut Daullah (JAD) kembali terbaca. Ini lewat drama penangkapan pria berinsial M (40) di Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat oleh Tim Densus Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri .
Sosok M menjadi orang yang paling dicari karena memiliki pengaruh besar terhadap sebaran anggota dan rekrutmen pada jaringan terlarang ini.
”Dirinya (M, Red) merupakan sosok yang pandai dalam merekrut anggota. M bukan hanya berperan sebagai pengkader tapi juga pembaiat anggota JI,” terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono melalui telekonferensi video, Senin (8/6).
Selain menangkap M, Tim Densus juga membawa sejumlah barang yang dijadikan sebagai alat bukti dari rumah terduga teroris AH (25) yang ditangkap di Desa Kejiwan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon di hari yang sama.
”Selain M ada AH berikut barang bukti yang telah disita dari rumah terduga,” imbuhnya.
Barang bukti yakni alat komunikasi seperti telepon genggam, tablet, dan juga buku yang terkait dengan aktivitas jihad. ”Ada juga senjata tajam jenis keling yang biasa digunakan di tangan, dan beberapa barang bukti lainnya,” jelasnya.
Aktivitas keseharian AH sendiri belum diketahui. ”Pekerjaannya tidak tetap. Ya dari pengangkapan ini tentu kami menghimbau masyarakat tetap waspada terutama kepada orang-orang baru apalagi tertutup.
AH sendiri ditangkap sekira pukul 04.30 WIB. ”Setelah penangkapan langsung di bawa oleh Tim Densus 88 Antiteror untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Setelah dilakukan penangkapan kemudian, Polresta Cirebon baru dilibatkan untuk penggeledahan rumah terduga teroris dan juga orang tuanya,” ungkapnya.
Selain di Cirebon, Awi juga menyampaikan adanya penangkapan yang sama olah Densus 88 di Kalimantan Selatan. ”Penangkapan berlangsung Jumat (5/6). Nah dari situ, ditangkap dua terduga teroris berinisial AS (33) dan TA (24),” ungkapnya.
Menurut Awi, keduanya bagian dari jaringan JAD. Keduannya pun memiliki peran sentral yakni pembaiat lima orang berinisial AS, MZ, AR, AN, dan MR. ”Keduanya, juga terlibat dalam aksi amaliyah penyerangan Polsek Daha,” ungkap Awi.
Untuk terduga teroris AS merupakan pemberi ide dan perancang aksi amaliyah penyerangan Polsek Daha. Kemudian, terduga teroris TA adalah orang yang memberikan uang Rp500.000 untuk membuat samurai sebagai modal aksi amaliyah.
”Kelompok ini memang merencanakan penyerangan terhadap kantor polisi dan anggota polisi. Semua data sedang dikumpulkan untuk pendalaman lebih jauh. Sekali lagi kepada masyarakat kami menghimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terutama kepada orang yang tak dikenal,” punkas Awi. (ful/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: