Tak Pakai Masker Langsung Dirapid Test, Jika Reaktif Dikarantina GOR
Bupati Banyumas Achmad Husein akan memberikan shock therapy bagi warganya yang bandel tidak mengenakan masker. Dalam penertiban penggunaan masker, Rabu (27/5) kemarin, Bupati menyisir daerah perkotaan dan mengingatkan warganya agar mengenakan masker.
Pada kesempatan tersebut pemkab juga menyertakan rapid test bagi yang tidak mengenakan masker. "Shock terapi, kebijakan dari bupati. Proses pendidikan, harus ada shock terapi. Masyarakat kalau keluar rumah wajib pake masker," katanya.
Bupati bersama gugus tugas tingkat kabupaten menyisir wilayah perkotaan mulai dari Jalan Ragasemangsang, M.T Haryono, Jalan Jenderal Soedirman. Melalui pengeras suara bupati tak henti-hentinya mengingatkan betapa pentingnya mengenakan masker ketika di luar rumah.
"Apabila ditemukan warga yang reaktif, langsung dibawa di Karantina GOR," imbuhnya.
Terkait penyertaan rapid test Bupati menjelaskan, pihaknya akan menyediakan 200 alat rapid test. Menurutnya selama ini masih dijumpai masyarakat yang bandel tidak mengenakan masker.
"Kuota 200 rapid test. Keluar rumah harus pake masker. Itu yang harus saya didik kepada masyarakat," jelasnya.
Lanjut, terkait aturan mengenakan masker Bupati menjelaskan sudah jelas tertuang. Ia meminta agar masyarakat tidak bandel dan mau mengenakan masker saat di luar rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan total ada 18 pelanggar yang di rapid test. Terkait sampai kapan operasi masker disertai Rapid test, ia menyebut akan dilakukan sampai masa tanggap darurat selesai.
"Hasilnya negatif semua," tuturnya.
Mengenai kondisi sebaran Covid-19 di Banyumas Sadiyanto memaparkan, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sempat stabil jumlahnya. Namun per hari kemarin, Selasa (26/5) terjadi kenaikan.
"Kalau PDP ini kemarin 5 hari yang lalu sudah sempat baik ini naik lagi sekarang 22. Kemarin sempat sampai 5 PDP tanggal 21," ucapnya.
Ia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang membuat PDP meningkat. Pemudik dan rapid test yang telah dilaksanakan menjadi salah satu faktor yang menentukan.
"Bisa jadi karena pemudik, dan kita juga rapidnya massif kita dapat dari situ. Kita sudah merapid sekitar 3.000. Kita kan punya rapid yang beli 6.560 yang dropping ada 1000 yang dari provinsi," jelasnya.
Untuk kasus positif dari tanggal 21 Mei sampai sekarang 0 terus. Pasien yang dirawat bahkan berkurang karena yang sembuh semakin banyak.
"Untuk PDP tadinya 5 sempat naik jadi 9 terus 12 kemudian,15 dan 22. 22 itu per kemarin," pungkasnya. (aam/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: