ABK Tertahan di Negara Asing, Pihak Agensi Beri Penjelasan

ABK Tertahan di Negara Asing, Pihak Agensi Beri Penjelasan

Pihak perusahaan penyalur jasa tenaga kerja, PT Puncak Jaya Samudra Pemalang, membenarkan adanya 13 ABK yang saat ini masih tertahan di Marshall. Saat ini mereka masih berada di mess di Kota Majuro.

Direktur PT Puncak Jaya Samudra Pemalang Herman Suprayogi menjelaskan kronologinya. Pada Maret 2020 lalu, kapal mereka masuk ke kepulauan Marshall karena habis kontrak. Para ABK juga sudah disiapkan tiket penerbangan pulang. Namun pada hari penerbangan tiba, tiket dibatalkan karena negara itu memberlakukan lock down terkait pandemi global Covid-19.

"Saat itu tiket dibatalkan karena lockdown, tidak ada penerbangan, baik masuk ataupun keluar," katanya memberi penjelasan kepada orang tua salah satu ABK, Ami Mulyani (50) warga Kelurahan Pelutan, Pemalang yang siang tadi datang ke kantor tersebut, Kamis (28/5).

Karena hal itu, menurut Herman, pihak perusahaan tempat mereka bekerja sudah memberikan opsi kepada ABK. Pertama, mereka ditawarkan perpanjangan kontrak satu tahun dengan gaji dinaikkan. Kedua, mengikuti trip operasi selama empat bulan, sampai penerbangan dibuka kembali.

"Opsi ketiga ya itu mereka tinggal di mess yang sudah disiapkan agensi sana, dan semua keperluan dibiayai, jadi tidak ditelantarkan atau terjebak, karena situasinya memang seperti ini, keputusan lockdown menjadi otoritas negara tersebut," katanya.

Lebih jauh Herman menjelaskan, penerbangan dari Marshal ke Indonesia mesti melalui jalur Manila, Filipina sebelum ke Indonesia. Sedangkan saat ini, Filipina sendiri, dari komunikasinya dengan Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di sana, belum membuka jalur penerbangan.

"Kita sudah koordinasikan dengan KBRI bahwa nanti setelah Manila dibuka mudah-mudahan bisa dipulangkan, kemungkinan tanggal 18 bulan depan," pungkasnya.

Ami Mulyani (50), ibu kandung Yusron (29) salah satu ABK yang tertahan, berharap bulan depan anaknya bisa pulang.

Ani mengatakan, sejauh ini komunikasi dengan anaknya berjalan baik. Namun, dia berharap anaknya bisa pulang. Apalagi, dalam waktu dekat, rencananya anak pertamanya tersebut hendak melangsungkan pernikahan. Semua perlengkapan dan kebutuhan nikah sudah dibeli. (sul/ima)

Sumber: