Berawal dari Nol, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional

Berawal dari Nol, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional

BINAAN BRI- Pemilik Sanrah Food yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan berhasil melakukan ekspansi pasar internasional setelah mendapatkan pembinaan dari BRI.-ISTIMEWA-Radartegal.disway.id

Radartegal.com– Berawal dari mencari kesibukan setelah sang suami pensiun di tahun 2015, Lina S. Rahmania, pemilik Sanrah Food yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan berhasil melakukan ekspansi pasar internasional setelah mendapatkan pembinaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Ia mengaku mendapatkan dukungan BRI untuk UMKM seperti usahanya agar bisa terus berkembang terutama dalam perluasan penjualan usaha.

“Saya mulai ikut expo bersama BRI pada tahun 2020-an. Saya sering ikut expo mulai yang nasional sampai internasional, terakhir di Singapura awal tahun ini. BRI ini kan punya banyak UMKM binaan, sampai ribuan. Dan saya merasa sangat bangga bisa terpilih kurasi, karena seperti yang expo di Singapura itu hanya 20 usaha yang bisa terpilih,” cerita Lina.

Lina mengaku komitmen BRI dalam mendukung UMKM memang tidak perlu diragukan lagi. Berbagai pembinaan dan bantuan pernah ia dapatkan selama menjadi UMKM binaan BRI.

BACA JUGA: Pendampingan dan Pemberdayaan BRI Bawa Brand Kuliner Asal Bandung Tembus Pasar Internasional

BACA JUGA: BRI Salurkan BSU 2025 ke 2,8 Juta Pekerja, Totalnya Capai Rp1,72 Triliun

Selain pendampingan usaha, Ia juga mendapatkan akses pendanaan KUR yang mudah didapatkan. BRI tidak hanya mendukung kegiatan pameran (expo), tetapi juga mendorong pelaku usaha agar dapat menembus pasar ekspor.

“Banyak fasilitas yang diberikan, seperti penjemputan, pengiriman produk secara gratis, penginapan, serta makanan. BRI juga membeli sampel produk untuk keperluan expo yang tidak dilakukan oleh pihak lain. Keikutsertaannya saya dalam expo yang diselenggarakan oleh BRI sangat berdampak dalam memperkenalkan produk agar lebih dikenal luas serta meningkatkan penjualan,” imbuhnya.

Impian Lina yang mengembangkan usaha dari nol hingga dikenal luas, bahkan go international mulai terwujud. 

Awalnya, dia  mendapatkan ide untuk membuat usaha sendiri. Ia mengaku aktif mencari informasi di dinas dan instansi terkait, kemudian mulai memikirkan produk apa yang akan dibuat.

“Kalau mau jadi UMKM itu ternyata harus punya produk sendiri. Kebetulan adik saya punya usaha rumah makan bebek, dari situ saya coba tanya-tanya dan akhirnya saya buka warung juga di Jakarta namanya Warung Bebek Mas Yogi,” cerita Lina.

Setelah menjalankan usahanya selama setahun, Lina mulai mengembangkan produk makanan beku siap makan. Ide tersebut muncul dari pengalamannya mengelola rumah makan yang ternyata tidak mudah. 

Menurutnya, membuka warung membutuhkan pengelolaan karyawan, biaya sewa ruko, serta harus selalu siap siaga, baik saat ramai maupun sepi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait