Viral Ngamuk, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Saya akan Di-Framing jadi Pemimpin yang Emosional

Viral Ngamuk, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Saya akan Di-Framing jadi Pemimpin yang Emosional

SEMPAT DIAMANKAN- Sebanyak 21 Suporter Persikas Subang diamankan polisi untuk pendataan usai viral Dedi Mulyadi ngamuk dan marah.-Istimewa-

Radartegal.com- Kang Dedi Mulyadi atau yang kini lebih akrab disapa KDM kembali menjadi sorotan. Hal ini setelah dirinya memperlihatkan emosinya kepada suporter Persikas di acara 'Nganjang Ka Warga' pada Rabu malam, 28 Mei 2025.

Aksi gubernur Jawa Barat yang ngamuk dan marah-marah tersebut menjadi buah bibir dan viral di media sosial. Apalagi momen emosional Dedi Multadi tersiar secara langsung melalui kanal YouTube Humas Jawa Barat.

Dalam hitungan detik, warganet menyaksikan sisi emosional dari Dedi Mulyadi. Mereka menonton langsung perubahan suasana dari yang awalnya penuh haru menjadi panas penuh emosi.

Terkait hal ini, Dedi Mulyadi secara pribadi menyampaikan alasannya begitu emosional dalam pertemuan tersebut. Melalui akun Instagram pribadinya, dia mengakui jika hal itu bisa membuatnya dicap sebagai pemimpin emosional.
 
 
 
"Kemarahan saya akan di-framing jadi pemimpin yang emosional dan dibawa ke mana-mana. Bagi saya itu tidak penting. Silakan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar popularitas dan elektabilitas,"ungkap Dedi seperti dikutip Jumat, 30 Mei 2025.

Tindakan tegasnya terhadap para supporter malam itu diakuinya bisa berujung pada penilaian negatif masyarakat terhadap dirinya. Namun, dia tidak masalah jika pada akhirnya disebut sebagai pemimpin yang emosional.

Karena menurut Dedi Mulyadi, mendidik rakyat jauh lebih penting daripada sekadar menjaga citra atau elektabilitas. Menurutnya, kejadian itu berlangsung ketika ia tengah berdialog dengan seorang ibu yang hidup dalam kesusahan.

"Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya. Di saat air mata jatuh karena rasa empati pada derita seorang ibu yang memiliki 4 anak dan membiayai mereka hanya dengan memungut botol bekas, tapi anak-anaknya tumbuh dengan baik," ungkapnya.
 
 

Saat itu, menurut dia, sang ibu ditinggal oleh suaminya yang menikah lagi dengan perempuan lain. Dalam suasana penuh haru itu, justru muncul kericuhan dari kelompok suporter Persikas.

"Ini berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain. Tentunya sikap ini adalah sikap yang tidak beradab, yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya," lanjut Dedi.

Dedi menilai aksi Persikas tersebut menunjukkan betapa mudahnya seseorang kehilangan empati hanya demi fanatisme sempit.

Karena itu, dia menyayangkan orang-orang tersebut terlalu mengedepankan ego dalam membela klub sepak bola, tetapi abai terhadap penderitaan warga di sekitarnya.

"Yang paling penting adalah bahwa hilangnya nalar rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya, tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," ujarnya penuh penekanan.

Acara Nganjang Ka Warga berubah tegang

Sebelumnya, Rabu malam, 28 Mei 2025 terjadi ketegangan di agenda Nganjang Ka Warga. Suasana hangat dan penuh empati dalam acara di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, mendadak berubah setelah Dedi Mulyadi emosi.

Saat memimpin kegiatan itu, Dedi Mulyadi secara tiba-tiba meluapkan kemarahan kepada sekelompok orang di tengah kerumunan yang membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel dukungan untuk klub sepak bola lokal, Persikas Subang.

"Hei berhenti kamu, ini bukan forum Persikas, ini forum saya. Siapa kamu, turunkan spanduknya, turunkan!" seru Dedi dengan nada tinggi dari atas panggung.

Dedi menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah tempat untuk unjuk rasa sepak bola, tetapi forum dialog dengan warga.

Tidak hanya berhenti di situ, Dedi juga menambahkan dengan tajam.

"Jangan sok jago di sini kamu. Nggak mikir kamu, ini bukan forum Persikas, ini forum saya dengan rakyat, mikir kamu!"

Buntut insiden ini, sebanyak 21 suporter Persikas Subang sempat diamankan usai membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Persikas” dalam acara Nganjang ka Warga edisi ke-9 di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang.
 

Meski demikian, mereka kemudian dipulangkan ke orang tua masing-masing setelah menjalani pendataan di Polres Subang, Kamis, 29 Mei 2025 malam.

Terkait hal ini, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu melalui Kasatreskrim AKP Bagus Panuntun, menjelaskan bahwa para suporter tersebut langsung dibawa ke Polsek Ciasem pada malam kejadian untuk dimintai keterangan awal.

“Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya karena pendataan belum selesai dan sebagian orang tua sulit dihubungi,” ujar AKP Bagus.

Karena banyak warga berdatangan, situasi di Polsek Ciasem sempat kurang kondusif. Demi menjaga keamanan dan kelancaran proses, Tim Jatanras Polres Subang kemudian menjemput para suporter untuk diamankan sementara di Mapolres Subang guna melanjutkan pendataan.

Seluruh suporter tersebut kini telah dikembalikan ke orang tua masing-masing dan sudah diperbolehkan pulang setelah proses BAP selesai.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait