Mahalnya Tiket Masuk Wisata GUCI Tegal
PENULIS : Jalu Wicaksono – Mahasiswa Politeknik Sahid Jakarta -=ISTIMEWA=---
Radartegal.com - Objek wisata Guci adalah sebuah destinasi wisata yang sudah lama berdiri berlokasikan di daerah Kabupaten Tegal Jawa Tengah, wisata Guci ini di satu wilayah ada beberapa obyek wisata seperti Pintu masuk Guci, Golden Park Guci, Kolam Guci Gung, Kolam Nawaguslita, Guciku Hot Waterboom, Kolam Graha Tirta Ayu, Guci Forest, Guci Ashafana.
Namun dibalik keindahan wisata obyek wisata guci banyak sekali masyarakat lokal sekitar wilayah Tegal yang ingin berkunjung ke wisata guci, menurut pengunjung ada salah satu destinasi wisata di guci itu dipatok tarifnya itu tinggi dan tidak masuk akal yang memang tidak seharusnya itu diangka tersebut.
Kontroversi Kenaikan Harga Tiket Masuk disetiap Destinasi Wisata Guci Tegal Jawa Tengah
Untuk kenaikan harga di destinasi wisata itu sebetulnya dari pihak swasta jadi semisalnya di area guci tersebut ada beberapa destinasi akan tetapi tidak di kelola pemerintah maka dari itu kenaikan tarif yang tidak masuk akal dan tidak sesuai tempat destinasinya itu sangat mengecewakan bagi para pengunjung yang belum tahu akan adanya kenaikan harga. Jadi disetiap destinasi wisata itu yang harga awal hanya Rp15 ribu per orang sekarang jadi Rp45 ribu hingga Rp55 ribu per orang.
Akibatnya banyak pengunjung akan keluh kesah mengenai harga tersebut, dan pelaku UMKM dikawasan Guci itu terkena dampaknya juga. Kondisi seperti ini perlu diperhatikan lagi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal mengenai wisata Guci tersebut dan perlu adanya kebijakan konservasi perlu diiringi dengan pendekatan inklusif dan partsipatif.
Para Investor Masuk Untuk Menginvestasi di Wisata Guci
Dampak investor menginvestasi di wisata guci yaitu kenaikan harga yang tinggi juga kurangnya fasilitas di setiap destinasi dan kurangnya ada perawatan area destinasi karena ingin mengambil untuk besar, dan juga kenaikan harga tiket masuk tinggi penghasilan pelaku UMKM Guci sangat menurun.
Ada dampak postifnya juga mengenai tersebut untuk dampak positifnya yaitu selaku warga pribumi bisa mendaftarkan diri diperusahaan tersebut agar mendapatkan pekerjaan, jadi masuknya para investor ada dampak postifi dan negatifnya.
Rekomendasi Arahan Baru Pengembangan Pariwisata Yang Inklusif
Untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan adil, diperlukan strategi yang berpihak pada masyarakat lokal sebagai pemangku kepentingan utama. Partisipasi masyarakat harus ditingkatkan, tidak hanya sebatas pelibatan simbolis, tetapi benar-benar dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan destinasi.
Dengan begitu, kebijakan dan program yang dijalankan dapat mencerminkan kebutuhan komunitas di sekitar destinasi wisata. Selain itu, kebijakan tarif wisata juga perlu disusun ulang.
Tarif yang diberlakukan memang harus mendukung upaya konservasi dan menjaga kelestarian sumber daya alam, namun pada saat yang sama tidak boleh menutup akses publik, khususnya masyarakat lokal yang memiliki keterikatan sejarah dan budaya dengan kawasan tersebut.
Langkah lain yang penting adalah memperluas program pelatihan berbasis kompetensi bagi generasi muda. Pendidikan dan pelatihan ini akan membekali mereka dengan keterampilan praktis di bidang pariwisata, sehingga mampu mengisi lapangan kerja sekaligus menciptakan peluang wirausaha.
Dengan adanya dukungan tersebut, generasi muda tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi juga agen perubahan dalam pembangunan pariwisata daerah. Selain itu, pengembangan potensi wisata berbasis budaya, kuliner, dan desa wisata perlu dijadikan alternatif utama, agar pariwisata tidak hanya bertumpu pada satu ikon semata yang menggambarkan ciri khas Guci.
Diversifikasi produk wisata ini akan menciptakan daya tarik baru, memperpanjang lama tinggal wisatawan, dan menyebarkan manfaat ekonomi ke lebih banyak wilayah.
Tidak kalah penting, transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pembagian manfaat pariwisata harus diperkuat. Mekanisme pengelolaan yang akuntabel akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat sekaligus memastikan bahwa keuntungan pariwisata tidak hanya terpusat pada kelompok tertentu, melainkan dirasakan secara merata.
Dengan demikian, arah baru pengembangan pariwisata yang inklusif bukan hanya sekadar wacana, melainkan langkah nyata menuju sistem pariwisata yang berkelanjutan, adil, dan memberikan manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Saatnya Pariwisata Membawa Dampak Nyata
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


