Review Singkat Honda ICON e: Motor Listrik Ekonomis untuk Harian

Radartegal.com - Dalam era kendaraan listrik yang semakin berkembang di Indonesia, PT Astra Honda Motor (AHM) memperkenalkan Honda ICON e:, motor listrik yang dirancang untuk kebutuhan mobilitas harian di kawasan perkotaan. 

Dengan desain kompak, bobot ringan, dan harga yang terjangkau, Honda ICON e: hadir sebagai solusi transportasi ramah lingkungan yang ekonomis dan praktis.

Honda ICON e: menjawab tantangan efisiensi bahan bakar, dan juga mengakomodasi kebutuhan pengguna urban yang menginginkan kendaraan mudah dikendalikan, hemat biaya operasional, dan dapat diandalkan untuk rutinitas harian.

Berikut Radartegal.com akan membahas review singkat dari fitur Honda ICON e:. Simak penjelasannya di artikel berikut ini.

BACA JUGA: Beralih ke Motor Listrik? Kredit Honda EM1 e: di Adira Finance Bisa Mulai dari Rp1 Juta

BACA JUGA: Gaya Café Racer dan Teknologi Masa Kini, Ini Keunggulan Motor Listrik Honda E-VO

Performa Honda ICON e:

Ditenagai motor listrik dengan daya sekitar 1,8 hingga 2 kW, Honda ICON e: mampu melaju dengan kecepatan maksimum sekitar 50–55 km/jam.

Meskipun bukan untuk kecepatan tinggi, angka ini dinilai cukup untuk penggunaan di lingkungan kota yang padat dan memiliki banyak titik kemacetan.

Kelebihan utama dari motor ini adalah pada daya angkutnya yang stabil di putaran rendah, menjadikannya ideal untuk stop-and-go traffic yang sering ditemukan di jalan-jalan perkotaan.

Namun, perlu dicatat bahwa performa akselerasi di kecepatan menengah terasa lambat, terutama jika digunakan di jalan raya besar atau jalan antar kota.

BACA JUGA: Motor Listrik Terbaik di Bawah 20 Juta? Ini 5 Rekomendasi Terbaik 2025

BACA JUGA: Motor Listrik Uwinfly T3s Pro Meluncur! Desain Ringkas Stylish dan Tahan Hingga 60 Km

Biaya Operasional Super Hemat

Honda ICON e: dibekali dengan baterai lithium-ion 48V 30,6 Ah berkapasitas 1,9 kWh, yang dapat dilepas (removable).

Ini menjadi nilai plus besar karena memungkinkan pengguna mengisi daya baterai di rumah atau di kantor, tanpa harus tergantung pada infrastruktur stasiun pengisian umum (SPKLU).

Sumber: