Mitos Makan Biji Jambu Dapat Sebabkan Usus Buntu, Benarkah?
JAMBU - Berikut ini kami telah merangkum fakta dari mitos makan biji jambu dapat menyebabkan usus buntu.-freepik/radartegal.disway.id-
Dokter spesialis bedah digestif, dr. Dito Anurogo, menyatakan bahwa sistem pencernaan manusia dirancang untuk memproses berbagai jenis makanan, termasuk biji-bijian kecil seperti biji jambu.
“Biji jambu akan melewati saluran pencernaan dan umumnya keluar bersama tinja. Sangat kecil kemungkinan biji ini terjebak di apendiks,” jelas dr. Dito seperti dikutip dari Hello Sehat.
Selain itu, asam lambung dan enzim pencernaan dalam perut memiliki peran penting dalam menghancurkan zat-zat yang masuk, termasuk partikel keras seperti biji jambu. Maka, biji jambu tidak akan utuh saat mencapai usus, apalagi sampai menyebabkan penyumbatan di apendiks.
BACA JUGA:Fakta Medis di Balik Mitos Kerokan, Mengobati Masuk Angin?
BACA JUGA:Mitos Naik Sepeda Motor Malam Hari, Penyebab Paru-paru Basah?
Bukti Ilmiah Risiko Sangat Kecil
Sebuah studi yang dimuat dalam International Journal of Surgery Case Reports pada tahun 2015 menyebutkan bahwa penyebab radang usus buntu akibat benda asing seperti biji buah sangat jarang ditemukan.
Dalam kajian tersebut, hanya sekitar 0,05% kasus apendisitis yang disebabkan oleh sisa makanan atau benda asing yang tertelan.
Artinya, kemungkinan seseorang mengalami usus buntu karena biji jambu hampir mendekati nol. Kebanyakan kasus tetap disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi saluran cerna atau penumpukan kotoran yang mengeras di dalam apendiks.
Kandungan Nutrisi Biji Jambu yang Sering Terabaikan
Alih-alih dianggap berbahaya, biji jambu justru memiliki kandungan nutrisi yang cukup bermanfaat. Dalam jumlah wajar, biji jambu mengandung serat kasar, antioksidan, dan mineral seperti magnesium dan kalium yang membantu menjaga kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh.
BACA JUGA:Mitos Kiai Tunggul Wulung Penjaga Gunung Kelud
BACA JUGA:Cek Fakta Mitos Lebam pada Bagian Tubuh, Benarkah Karena Dijilat Setan?
Dalam jurnal Food Chemistry (2011), disebutkan bahwa biji jambu memiliki senyawa polifenol yang dapat bertindak sebagai antioksidan alami. Senyawa ini penting dalam membantu tubuh melawan radikal bebas dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Namun tentu saja, konsumsi biji jambu tetap harus dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan seperti divertikulitis atau gangguan lambung lainnya.
Pentingnya Edukasi Kesehatan
Penyebaran mitos tentang biji jambu ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi kesehatan yang berbasis pada ilmu pengetahuan. Masyarakat perlu memahami bahwa tidak semua informasi yang beredar secara turun-temurun benar secara medis.
“Kami sering menemui pasien yang datang dalam kondisi nyeri perut dan percaya bahwa itu karena makan biji buah. Padahal setelah dilakukan pemeriksaan, penyebabnya bukan itu,” ujar dr. Rina Adelia, Sp.PD dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dikutip dari Kompas Health.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


