8 Mitos Parenting yang Keliru tapi Banyak Dipercaya, Jangan Salah ya Moms!

Radartegal.com – Ada 8 mitos parenting yang seringkali keliru tetapi banyak dipercaya orang tua sampai sekarang. Cara mendidik anak memang sangat penting dilakukan sejak dini, untuk tumbuh kembangnya di masa depan.

Sayangnya banyak mitos parenting yang keliru di tengah-tengah masyarakat. Ada beberapa alasan di balik mitos-mitos yang beredar, sekalipun tidak ada bukti kuat yang mendukungnya.

Mitos parenting yang keliru ini harus Anda pahami dengan baik. Jangan sampai sang anak mengalami didikan yang salah, bahkan bisa mengganggu kesehatannya.

Berikut 8 mitos parenting yang keliru dan masih banyak dipercaya sampai saat ini. Yuk para orang tua harus lebih bijak dari sekarang.

BACA JUGA: Mitos Menikah Melangkahi Kakak, Bisa Sulitkan Kakaknya Dapat Jodoh?

BACA JUGA: 7 Hewan Masuk Rumah yang Mitosnya Jadi Pertanda Buruk, Coba Cek!

8 Mitos parenting yang keliru

Dalam kehidupan bermasyarakat ini, rasanya yang namanya mitos tidak terlepas dari hidup sehari-hari. Begitu juga mitos tentang didikan terhadap anak sebagai berikut.

1. Anak Harus Menangis agar Paru-parunya Kuat

Tahukah Anda bahwa membiarkan bayi menangis terlalu lama tanpa ada hiburan atau tindakan menenangkan, justru membuat si bayi jadi merasa diabaikan. Tangisan bayi merupakan cara mereka berkomunikasi, jadi penting untuk segera meresponnya.

2. Anak Laki-laki Harus Kuat, Jangan Cengeng

Didikan anak yang salah dan banyak dilakukan berikutnya yaitu tidak mengijinkan anak laki-laki menangis agar menjadi pribadi yang kuat. Padahal, menangis merupakan suatu emosi yang harus diekspresikan semua orang apalagi anak-anak.

3. Anak Harus Tidur Sendiri Sejak Bayi

Jika membiarkan anak terutama masih bayi tidur sendirian, maka bisa membuatnya kesepian dan tidak aman. Ada usia tertentu yang baru bisa membiarkan anak tidur sendiri, yaitu sekitar 6-8 bulan ke atas.

BACA JUGA: Sederet Mitos Weton Jawa dalam Kehidupan, Benarkah Bisa Tentukan Nasib?

BACA JUGA: Mitos Serigala dan Bulan Purnama, Konon Jadi Lebih Agresif

4. Hukuman Fisik Bisa Mendisiplinkan Anak

Sumber: