Pemkab Tegal Luncurkan Program Desa Bangga Budaya

Pemkab Tegal Luncurkan Program Desa Bangga Budaya

PELUNCURAN - Sekda Kabupaten Tegal Amir Makhmud meluncurkan Program Desa Bangga Budaya, di Pendopo Amangkurat, Senin (24/2).--

Dengan penuh optimisme, DKD-KT dan Program Desa Bangga Budaya diharapkan mampu membawa perubahan nyata dalam pembangunan ekosistem kebudayaan di Kabupaten Tegal.

Ketua DKD-KT, Ki Haryo Susilo Enthus Susmono, menjelaskan Desa Bangga Budaya merupakan pemberdayaan, peningkatan kesejahteraan atau perekonomian masyarakat berbasis pembangunan kebudayaan desa. 

BACA JUGA: Raih Penghargaan Kabupaten Sangat Inovatif 2024, Pemkab Tegal Dapat Skor di Atas 60

BACA JUGA: Antisipasi Libur Nataru 2025, Pemkab Tegal Siapkan Pengamanan Khusus

"Kami undang Kepala Desa se-Kabupaten Tegal, dimana Desa itu adalah tempat potensi kebudayaan itu berada. Kita ingin satukan frekuensi kemajuan kebudayaan daerah itu seperti apa, jadi ketika program Desa Bangga Budaya diakselerasi, kita sudah satu frekuensi," jelas Haryo. 

Menurutnya, kelima desa yang terpilih dalam program Desa Bangga Budaya ini merupakan hasil proses seleksi yang telah dilakukan secara ketat dan transparan. 

"Kemarin yang mengikuti seleksi itu ada sepuluh desa, mereka saling berkompetisi program mana yang lebih baik. Dimana yang mengusulkan dari masing-masing desa itu sendiri programnya, karena eksekutornya adalah masyarakat desa itu sendiri. Kemudian dipilih lima desa dengan program terbaik tentang pemajuan kebudayaan yang menyentuh ekonomi kebudayaan," tuturnya. 

Adapun lima desa yang terpilih dalam program Desa Bangga Budaya tersebut mendapatkan bantuan dana stimulan sebesar Rp100 juta per desa untuk pelaksanaan program. 

BACA JUGA: Pemkab Tegal Ajak PGSI Jadi Mitra Strategis Tingkatkan Mutu Pendidikan

BACA JUGA: Gandeng UGM, Pemkab Tegal Kembangkan Potensi Alam Guci dengan Wisata Geothermal

"Dana stimulan supaya masyarakat bisa melaksanakan program itu yang harus terukur, berdampak dan berkelanjutan, jadi cuma satu kali," terangnya. 

"Kami berharap, seluruh elemen pegiat kebudayaan harus betul-betul memonitor potensi kebudayaan dan potensi perekonomian berbasis kebudayaan, sehingga kebudayaan yang sering tidak populer di birokrasi menjadi populer karena tersentuh dengan dengan perekonomian," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: