Embung dari Ganjar Usir Hantu Kekeringan yang Meneror Warga Wonogiri

Embung dari Ganjar Usir Hantu Kekeringan yang Meneror Warga Wonogiri

Warga Wonogiri tak lagi dihantui bencana kekeringan dan kesulitan air bersih berkat embung yang dibangun Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.--

WONOGIRI, RADARTEGAL.COM - Cerita warga Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri belia air Rp10 ribu per tangki kini sirna. 

Ya, warga Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri tidak lagi dihantui bencana kekeringan dan kesulitan air bersih. Itu setelah Gubernur Jawa Tengah membangun embung di wilayahnya pada tahun 2016 silam.

Desa berpenduduk sekitar 500 kepala keluarga itu, 95 persen mendapat manfaat dari embung tersebut. Tiap pagi dan sore hari, mereka mengambil air di embung menggunakan jerigen.

Selain untuk kebutuhan memasak, air embung itu juga digunakan untuk memberi makan ternak, perkebunan dan beribadah di masjid.

BACA JUGA:Jangan Lupa, Ini Daftar Tim Lolos Babak 16 Besar Liga Champions 2022-2023, Jadwal Undian dan Pertandingan

Endiyanto, seorang warga Desa Gudangharjo menuturkan bahwa manfaat embung betul-betul sangat membantu warga, terutama pemenuhan kebutuhan air baku.

"Manfaat dari embung betul-betul sangat membantu warga sekitar untuk air minum, wudhu di masjid dan buat minum ternak," ujarnya, Kamis 3 November 2022.

Ia tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya setelah di desanya dibangun embung tersebut. Sebab, bertahun-tahun sebelumnya, warga harus membeli air tangki untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Bukan hanya memasak, air dari embung juga bermanfaat untuk hewan ternaknya. Saat ini, ia memiliki dua ekor sapi dan lima ekor kambing.

BACA JUGA:Kylian Mbappe 'Senggol' Nyonya Tua hingga Turun Tahta, Hasil Liga Champions Juventus vs PSG 1-2

"Kalau dulu sebelum ada embung itu beli air tangki, sekarang sudah ada embung ini sangat membantu. Dari Pak Ganjar, waktu itu Gubernur sudah Pak Ganjar. Sebagai warga sini senang sekali. Sekarang air sangat mudah," lanjutnya.

Yatno, warga yang lain menceritakan susahnya mendapatkan air baku sebelum adanya Embung Gudangharjo. Warga membeli air satu tangki Rp150 ribu.

"Satu tangki paling lama untuk dua minggu. Beda lagi mereka yang punya ternak. Karena dulu susah air terutama waktu kemarau," paparnya.

Cerita itu kini sudah tidak ada lagi. Warga bebas mengambil air baku di embung kapan saja mereka butuhkan.

Sumber: