Jadi 400 Ton per Hari, Volume Sampah ke TPA Penujah Kabupaten Tegal Terus Berkurang
TANAM POHON- Selain menyinggung penurunan volume sampah ke TPA Penujah Kabupaten Tegal, aksi tanam pohon juga digelar saat memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 tingkat Kabupaten Tegal. -Istimewa-Radartegal.disway.id
BACA JUGA: Pemadaman Kebakaran TPA Penujah Tegal Dihentikan, BPBD Klaim Sudah Tidak Ada Titik Api
Disusul aksi pentahelik bersih-bersih Taman Bungah di Kota Slawi tanggal 23 Februari 2024 dengan serangkaian kegiatan di dalamnya seperti senam pagi, moci bareng dan penukaran sampah dengan bibit tanaman. Di waktu yang sama juga berlangsung aksi pelajar bersih sampah di Purwahamba Indah.
Puncaknya, tanggal 28 Februari 2024 yang ditandai dengan peresmian TPS3R Jalingkos Slawi dan kantor sekretariat bersama serta dilanjutnya penanaman pohon jambu air, kelengkeng, alpukat dan tabebuya di hutan kota.
“Hari ini kita launching pengoperasian alat pencacah sampah. Kapasitasnya bisa mencapai 8 hingga 10 ton per hari. Harapannya ini akan bisa mengalihkan pembuangan sampah yang di ada TPS eks Pasar Hewan Curug Pangkah. Meskipun ini juga masih menyisakan sampah yang harus dibawa ke TPA, tapi volumenya tidak banyak,” kata Muchtar.
Peringatan HPSN 2024 merupakan momen penting pengelolaan sampah di Indonesia. Seluruh lapisan masyarakat diharapkan bisa ikut serta dan berupaya sungguh-sungguh dalam mendukung sistem pengelolaan sampah terpadu.
BACA JUGA: Demi Lakukan Pemadaman Kebakaran di TPA Penujah Kabupaten Tegal, 14 Petugas Turun Tiap Hari
Satu sisi, sampah bisa menjadi bencana, tetapi di sisi lain, sampah juga bisa menjadi komoditi yang menguntungkan.
Menurut Muchtar, sejumlah desa lokus program Desa Merdeka Sampah dinilai mampu mengolah sampahnya secara mandiri melalui konsep TPS3R. Tercata ada dua desa dengan pengelolaan sampah terbaik di Kabupaten Tegal, yaitu Desa Kertasari Kecamatan Warureja dan Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu.
“Zero waste dan zero emission sudah harus menjadi babak baru dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Zero waste artinya di tahun 2030, kita tidak diperbolehkan lagi mengoperasikan TP. Maka langkah untuk mewujudkannya ini harus segera dimulai,” ujarnya.
Sedangkan zero emission lebih pada upaya membatasi tidak ada lagi aktivitas pengelolaan sampah yang menghasilkan emisi karbon yang dapat diserap di bumi ataupun menguap ke lapisan atmosfer serta memicu timbulnya gas rumah kaca yang berpotensi memicu terjadinya pemanasan global.
Peringatan HPSN 2024 ini pun ditutup dengan pemberian penghargaan kepada 10 desa terbaik pelaksana program Desa Merdeka Sampah, yaitu Desa Kertasari, Lebaksiu Kidul, Dermasandi, Bogares Kidul, Penusupan, Srengseng, Sumingkir, Penarukan, Mangunraren dan Kalisoka. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: